Lihat ke Halaman Asli

Winny Silaen

Alumni SMAN 1 Habinsaran

Upaya UNEP dalam Kasus Minamata

Diperbarui: 16 Januari 2022   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

UNEP merupakan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengkoordinasikan kegiatan lingkungan dengan membantu negara berkembang dalam menerapkan kebijakan dan praktik yang ramah lingkungan. UNEP sendiri didirikan oleh Maurice Strong sebagai direktur pertamanya, sebagai hasil dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan Manusia (Konferensi Stockholm) pada Juni 1972 dan memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk masalah lingkungan di antara badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa tetapi pembicaraan internasional tentang masalah-masalah khusus, seperti mengatasi perubahan iklim atau memerangi penggurunan, diawasi oleh organisasi PBB lainnya, seperti Sekretariat Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim yang berbasis di Bonn dan Konvensi PBB untuk Memerangi Desertifikasi. 

Aktivitas Lingkungan PBB mencakup berbagai masalah terkait atmosfer, ekosistem laut dan darat, tata kelola lingkungan dan ekonomi hijau.

Dalam pelaksanaannya, UNEP juga turut membantu negara-negara berkembang dalam melaksanakan kebijakan dan praktek ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan direalisasikannya ekonomi hijau yang kemudian menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial. Program kerja UNEP tersebut telah terbukti secara signifikan mengurangi resiko lingkungan dan kelangkaan ekologis di dunia.  Selain itu  program ekonomi hijau  juga terbukti merupakan salah satu program yang meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja dengan didorong oleh investasi publik dan swasta yang berusaha mengurangi emisi karbon dan polusi.

Adanya kesadaran terhadap pentingnya lingkungan telah dimulai sejak kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia semakin meningkat khususnya karena pestisida limbah industri dan yang tidak kalah penting adalah transportasi dimana saat ini hampir seluruh manusia menggunakan kendaraan pribadi yang mengakibatkan polusi udara semakin meningkat pula. Lalu terdapat pula kejadian nasional seperti misalnya yang terjadi pada tahun 1950 di Los Angeles, Amerika Serikat dimana kesehatan masyarakat disana terganggu akibat smog (smoke, asap, fog dan kabut) yang telah mencemari udara seluruh kota.

Selain itu, juga terdapat peristiwa Minamata pada tahun 1953, yang mana muncul wabah neurologis yang menular diantara penduduk nelayan dan keluarganya. 

Peristiwa ini terjadi di sekitar teluk Minamata, barat daya pulau Kyushu, Jepang. Wabah tersebut mengakibatkan penderitanya mengalami lemah otot, hilangnya penglihatan, terganggunya fungsi otak dan kelumpuhan, dan dapat berujung pada kematian. 

Dari penelusuran para ahli pada tahun 1959 ditemukan bukti bahwa adanya peristiwa Minamata dikarenakan konsumsi ikan yang telah tercemar oleh metil merkuri yang berasal dari limbah yang mengandung Hg dari beberapa pabrik kimia yang memproduksi plastic dinamakan perusahaan Chisso. 

Tidak cukup sampai di situ, pada tahun 1973 terdapat suatu peristiwa yang dinamakan dengan bioakumulasi, dimana objek yang terkena penyakit Minamata tidak hanya manusia, tetapi meluas hingga ke binatang seperti burung dan kucing. Gejala yang ditimbulkan penyakit yaitu mengalami gangguan berjalan, berbicara, dan menggerakkan tangannya, kemudian bertahap diikuti dengan kelainan pendengaran, pengelihatan dan ingatan. Mulai dari anak-anak, orang dewasa, bahkan anak yang ada didalam kandungan dapat terjangkit.

Penyakit berbahaya ini menimbulkan kematian pada penduduk minamata. Setiap harinya ada saja yang terjangkit penyakit tersebut. Dalam 40 orang mengalami penyakit berbahaya ini dan ditemukan sekitar 14 orang telah meninggal. Tingkat kematiannya mencapai 36 %. 

Kebanyakan yang terjangkit adalah para nelayan dan anggota keluarganya. Dengan munculnya penyakit ini, menimbulkan masalah sosial yang cukup besar, mereka takut untuk bersosialisasi sesama tetangga, rasa malu akibat terjangkit penyakit aneh, pekerjaan pun terganggu, hingga mata pencaharian pun terganggu karena mereka takut untuk keluar rumah karna penyakit menular ini.  Bukan hanya berakibat kepada masyarakat, kerusakan lingkungan dapat dipastikan terjadi di teluk Minamata diakibatkan pencemaran air oleh limbah pabrik.

Banyaknya industri di Jepang menyebabkan masalah pada lingkungan. Contohnya adalah masalah lingkungan yang disebabkan dari industri Perusahaan Chisso yaitu masalah keracunan karena pembuangan limbah industri ke Perairan di Teluk Minamata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline