Radikalisme. Kata ini sering kali muncul di berbagai media akhir-akhir ini. Visualisasi yang ditampilkan biasanya segerombolan orang dengan muka marah, berteriak sampai urat lehernya nampak, membuat huru-hara dan kekacauan.
Kata ini juga sering kali di asosiasikan dengan kata fundamentalis, ekstrimis, garis keras, dan rangkaian angka-angka.
Sebenarnya banyak sisi dari keseluruhan hal ini yang membuat saya sangat gatal untuk membahasnya, akan tetapi di sini saya akan membahas poin radikalismenya saja.
Kata radikalisme atau radikal sering kali dikonotasikan negatif. Bahkan banyak seruan ajakan untuk menangkal radikalisme.
Slogan-slogan pluralisme dan keterbukaan digunakan dalam ajakan menangkal radikalisme tersebut.
Akibatnya ada semacam polarisasi di masyarakat antara kaum radikal dengan kaum plural, antara fundamentalis dengan nasionalis.
Tapi apa sebenarnya radikal itu? Dalam KBBI radikal artinya; secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip) ; maju dalam berpikir atau bertindak. Dari 2 pengertian tersebut saya menyimpulkan bahwa seorang yang radikal berarti akan berfikir dan bertindak secara mendasar dan prinsipil. Lalu seperti apa berfikir dan bertindak secara mendasar dan prinsipil?
Paulo freire membedakan 3 jenis kesadaran; kesadaran magis, kesadaran naif, dan kesadaran kritis.
Kesadaran magis melihat faktor di luar manusia (natural dan supranatural) sebagai penyebab.
Kemudian kesadaran naif, melihat aspek manusia sebagai penyebab permasalahan.
Lalu kesadaran kritis, melihat aspek struktur dan sistem sebagai akar permasalahan.