Lihat ke Halaman Asli

Menyelami Isu Kesehatan Mental Generasi Z

Diperbarui: 10 Desember 2023   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, telah menjadi sorotan perbincangan terkait isu-isu kesehatan mental. Sayangnya, persepsi mengenai generasi ini dianggap sepele bahkan menjadi bahan candaan bagi generasi sebelumnya. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri isu-isu kesehatan mental yang dihadapi Generasi Z, dengan merinci temuan dari jurnal penelitian kredibel untuk membongkar mitos dan membentuk pemahaman yang lebih mendalam.

1. Tekanan Akademis dan Kesehatan Mental

Dalam studi yang diterbitkan oleh Journal of Adolescent Health, ditemukan bahwa tekanan akademis memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental Generasi Z. Tingginya ekspektasi dan persaingan yang ketat di sekolah dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan, meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghargai tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z dalam mencapai standar akademis yang tinggi.

2. Media Sosial dan Dampaknya

Studi yang diterbitkan di Journal of Abnormal Psychology mengungkapkan korelasi antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental Generasi Z. Fenomena cyberbullying dan perbandingan sosial dapat memberikan tekanan tambahan, yang dalam beberapa kasus dapat memicu gangguan suasana hati dan kecemasan. Oleh karena itu, kita perlu memahami bahwa eksposur terhadap media sosial tidak selalu memberikan dampak positif pada kesejahteraan mental.

3. Isolasi Sosial dalam Era Digital

Meskipun Generasi Z hidup dalam era digital yang terhubung, mereka juga dapat mengalami isolasi sosial. Penelitian yang diterbitkan di Journal of Youth and Adolescence mencatat bahwa ketergantungan pada teknologi dapat mengurangi keterlibatan sosial dan mendukung perasaan kesepian. Oleh karena itu, penting untuk tidak menganggap bahwa keterhubungan digital selalu menciptakan lingkungan sosial yang sehat.

4. Perubahan Norma Sosial dan Dukungan Sosial

Dalam Journal of Psychology, sebuah studi menunjukkan bahwa perubahan norma sosial, terutama seputar identitas gender dan orientasi seksual, dapat memengaruhi kesehatan mental Generasi Z. Dukungan sosial yang kurang atau kurangnya penerimaan terhadap perbedaan dapat menjadi faktor risiko untuk masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan penghargaan terhadap diversitas dan inklusivitas.

5. Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan Mental

Referensi dari National Alliance on Mental Illness (NAMI) menunjukkan bahwa akses terbatas ke layanan kesehatan mental tetap menjadi hambatan. Stigma seputar kesehatan mental dapat menghalangi Generasi Z untuk mencari bantuan. Oleh karena itu, langkah-langkah perlu diambil untuk mengatasi stigma dan meningkatkan ketersediaan layanan kesehatan mental yang terjangkau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline