Desa Wringinanom, Malang - Sekelompok mahasiswa Kuliah Semester Tematik (KSM-T) Universitas Islam Malang (UNISMA) kelompok 41 telah berhasil melaksanakan program unggulan yang menarik perhatian warga Desa Wringinanom dengan program inovatif mereka yang mengubah limbah kulit jeruk memanfaatkan limbah pertanian yang selama ini kurang dioptimalkan menjadi deodorant spray beraroma jeruk segar. Program yang dilaksanakan pada Kamis (15/8/2024) ini tidak hanya mendemonstrasikan kreativitas mahasiswa, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa terutama ibu-ibu PKKBD dan juga pelatihan pemasaran digital untuk membantu masyarakat memasarkan produknya secara online.
Di bawah naungan wilayah Desa Wringinanom, puluhan warga desa berkumpul dengan antusias, mengamati mahasiswa KSMT UNISMA yang dengan cekatan mengolah kulit jeruk menjadi cairan wangi. Aroma jeruk yang segar menguar di udara.
Awalnya kami melihat berlimpahnya limbah kulit jeruk di Desa Wringinanom, dari situ kami mempunyai ide untuk memanfaatkan limbah kulit jeruk menjadi deadorants spray sebagai kebutahan sehari- hari dan juga peluang usaha baru bagi masyarakat di desa tersebut.ujar (Akbar Abdul Aziz Ketua Tim KSM-T).
Proses pembuatan deodorant spray ini melibatkan beberapa tahap. Pertama, kulit jeruk dihaluskan dan kemudian di tambahkan dengan air, lalu peras halusan kulit jeruk dengan kain katun paris untuk mengambil sari patinya. Sari pati kulit jeruk dicampur dengan bahan alami yaitu tawas bubuk yang sudah di campur dengan air untuk menghasilkan deodorant yang efektif dan aman bagi kulit. Dan juga membantu masyarakat dalam pelatihan pemasaran digital untuk memasarkan produknya secara online melalui media sosial.
"Program ini bukan hanya tentang mengurangi limbah, tapi juga menciptakan produk bernilai tinggi dari sesuatu yang biasanya dibuang," jelas Ayu Arifah Sinaga, Anggota KSMT. Dia berargumen bahwa inovasi ini dapat menjadi solusi ganda: mengatasi masalah limbah pertanian sekaligus membuka peluang usaha baru bagi masyarakat desa. Bapak Agus Priyono SE., MM dosen pembimbing program, menambahkan, "Deodorant dari bahan alami seperti ini memiliki potensi pasar yang besar, mengingat tren konsumen yang semakin sadar kesehatan dan lingkungan."
Seorang Anggota PPKBD, Ibu Aris, terlihat antusias dengan program ini. "Saya mengajak seluruh warga untuk memanfaatkan peluang ini. Awalnya saya pikir kulit jeruk hanya bisa jadi sampah atau paling-paling pakan ternak. Tapi ternyata bisa dibuat jadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai jual tinggi. Saya sudah ikut pelatihan pembuatan deodoran spray ini dan ternyata tidak sulit. Bahannya mudah didapat, prosesnya sederhana, dan hasilnya bagus. Aromanya segar dan alami."
Keberhasilan program KSM-T UNISMA ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi inovatif untuk permasalahan lingkungan dan ekonomi lokal. Dengan demikian, program KSM-T tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa, tetapi juga memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H