Lihat ke Halaman Asli

Winfrid Frans

look back and grateful, look ahead and be hopeful

Haruskah Kita Mengampuni?

Diperbarui: 14 September 2021   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia diciptakan pada hari terakhir oleh Allah, dan manusia itu adalah makhluk yang paling mulia dari seluruh ciptaanNya. Hal itu karenakan manusia diciptakan menurut gambar dan rupaNya (Kejadian 1:27). Akan tetapi manusia yang diciptakanNya itu menyia-nyiakan hak yang istimewa itu dengan cara mengikuti rayuan iblis untuk memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat sehingga menyebabkan manusia itu jatuh ke dalam dosa. 

Dosa yang dibuatnya itu memiliki dampak hubungan manusia dengan Allah, memiliki dampak atas sifat mereka, memiliki dampak atas tubuh mereka, dan memiliki dampak atas lingkungan mereka. Oleh karena perbuatan yang diperbuat manusia yang diciptakan Allah maka seluruh manusia memerlukan pengampunan yang dari Allah.

Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru banyak berbicara tentang pengampunan, baik pengampunan Allah kepada manusia maupun pengampunan manusia kepada sesamanya. Contohnya di dalam teks Injil Matius 6:12 mengenai doa Bapa kami yang di dalamnya terkandung pengampunan dari manusia kepada sesamanya, sebagaimana Allah telah mengampuni kita. Matius 6:12 merupakan salah satu bukti yang paling penting bahwa para pengikut kristus harus mengampuni satu dengan yang lain.

Bapa mengorbankan Anak-Nya yaitu Tuhan Yesus untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang telah rusak karena dosa. Hanya dengan kematian Kristus orang yang percaya ditebus oleh Allah. Jadi hanya melalui darah Tuhan Yesus manusia dapat menerima pengampunan yang datanya dari Allah. 

Tuhan Yesus kristus Adalah Allah, Yesus menukarkan diri-Nya sebagai korban. Ia memberikan diri-Nya sendiri, Ia yang membeli orang-orang yang berdosa yang telah menjadi budak dan berada dibawah penghukuman dan penghakiman dengan memberikan diriNya. Ini merupakan penukaran Tuhan yang mulia untuk orang-orang berdosa yang tadinya tidak layak menerima pengampunan. Ini merupakan karya Kristus yang tidak ternilai bagi kehidupan manusia. Tidak ada yang dapat disejajarkan denganNya.

Pengampunan yang berasal dari Allah mencakup seluruhnya, tidak perduli apapun sifat dosa dan seringnya kita hidup dalam dosa tersebut. Rasul Paulus didalam surat Kolose 2:13 memberitahukan kepada kita bahwa Allah telah mengampuni segala pelanggaran kita. Hasil lebih lanjut bahwa Kristus adalah pembenaran bagi orang-orang yang percaya. 

Bagi orang yang percaya itu merupaka klimaks. Oleh karena itu kematian Kristus sangat penting di dalam kehidupan orang yang percaya. Pengampunan Allah tidak berdasarkan karya kita. Pengampunan dan keselamatan didasari seutuhnya di dalam diri Allah dan melalui karya pelunasan Yesus di atas kayu salib. 

Akan tetapi, tindakan kita menunjukkan iman kita dan pengertian kita akan belas kasih Allah. Ketika kita benar-benar memahami betapa agungnya karunia Allah pada kita, maka tentunya kita juga akan bermurah hati kepada sesama. Kita telah diberi anugerah dan layaknya kita harus membagikannya kepada sesama juga.

Dalam pelayananNya Tuhan Yesus juga mengajarkan banyak hal tentang pengampunan. Ia mengajarkannya dalam bentuk perumpamaan, perumpamaan tentang hamba yang tidak mau mengampuni. Tuhan Yesus berkata kepada Petrus bahwa ia harus mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali (Matius 18:21-22). 

Tuhan Yesus memberikan konsep tentang ketidak terbatasan kita didalam mengampuni orang lain. Didalam perumpamaan tersebut terkandung bahwa Allah mau mengampuni dosa manusia dan manusia diwajibkan untuk saling mengampuni satu dengan yang lainnya. Jadi dengan demikian Allah didalam Tuhan Yesus menginginkan semua orang untuk mengampuni.

Secara umum pengampunan ialah tindakan yang memerdekakan seseorang dari kewajiban terhadap seseorang yang merupakan akibat dari kesalahan yang diperbuat. Sebagian besar orang menolak untuk mengampuni karena mereka khawatir bahwa dengan mengampuni mereka akan membiarkan orang lain terbebas dari hukumannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline