Menurut riwayat dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah pernah bersabda,
"Hajar Aswad itu diturunkan dari surga yang pada awalnya berwarna lebih putih daripada air susu, kemudian menjadi hitam karena dosa-dosanya anak cucu Adam." (HR. Tirmidzi).
Ada riwayat lain yang menjelaskan bahwa bagian Hajar Aswad yang tertanam di dalam dinding Ka'bah itu berwarna putih. Diriwayatkan oleh mujahid, "ketika Ibnu Zubair memugar Ka'bah, Aku melihat ke ujung tempat Ka'bah itu berada, dan ternyata seluruh bagian yang di dalam Ka'bah berwarna putih. "Dari sini, diketahui bahwa warna hitam yang di sebabkan dosa-dosa manusia adalah bagian batu yang tampak dipermukaan, dan itulah sebabnya maka dinamakan Hajar Aswad (batu hitam).
Jannah Firdaus Travel Family, patut kita renungkan. Lebih dalam dari pada itu, Ibnu Zhahirah berkata, "sebaiknya dipahami dan dihayati bahwa dosa-dosa manusia saja dapat menghitamkan batu. Bayangkan, bagaimana pengaruh dosa itu terhadap hati manusia, tentu lebih jelas dan lebih nyata, maka kita wajib menjauhinya."
Habib Hasan Husein Assegaf menuturkan, "Hajar Aswad telah ada sejak ribuan tahun sebelum orang-orang jahiliyah menduduki kota makkah. Hajar Aswad berada di sudut Ka'bah seumur dengan umur Ka'bah itu sendiri. Di saat nabi Ibrahim membangun Ka'bah tinggal satu bagian yang belum terpasang, yaituhajar Aswad. Lalu nabi Ismail pergi mencari sesuatu. Nabi Ibrahim berkata, carilah sebuah batu seperti yang aku perintahkan. Nabi Ismail mencarinya namun tidak mendapatkannya.
Ia kemudian kembali ke Ka'bah, dan melihat di tempat tersebut telah terpasang Hajar Aswad. Maka ia berkata , "ayahku , siapa yang membawa batu ini kepadamu?" Ibrahim menjawab, "yang membawanya kepadaku adalah malaikat Jibril dari langit (surga)".
Al-Azraqy meriwayatkan juga dari Ibnu Ishaq. Tentang kisah nabi Ibrahim membangun Ka'bah, "setelah bangunan Ka'bah sudah ditinggikan, nabi Ismail mendekat ke maqam dan ia berdiri di atasnya berpindah-pindah seputar al-bait (Ka'bah) hingga akhirnya sampai di tempat arruknul Aswad (sudut tempat Hajar Aswad terletak) kemudian nabi Ibrahim meminta nabi Ismail untuk mencarikan batu Yang akan ditempatkan di sudut itu sebagai tanda bagi orang-orang memulai tawaf.
Maka berangkatlah nabi Ismail mencarikan batu untuk ayahnya, nabi Ibrahim ketika nabi Ismail kembali dengan membawa sebongkah batu, didapatkan ayahnya telah meletakan Hajar Aswad itu disana, lalu nabi Ismail bertanya, "wahai ayahku, siapakah yang membawakan batu itu kepadamu?' Beliau menjawab, "batu ini telah didatangkan kepadaku oleh yang tidak mengharapkan batu yang engkau bawa.
Ia telah dibawa oleh Jibril. Allah SWT telah menyimpan Hajar Aswad itu di Jabal abu Qubais pada saat terjadinya bencana banjir total yang ikut menenggelamkan bumi haram pada zaman nabi Nuh dan Allah berfirman kepada Jibril, "apabila engkau melihat Khalili, kekasih-ku (maksudnya, nabi Ibrahim AS) membangun rumah-Ku (Baitullah), maka keluarkan batu ini dan berikan kepadanya.
"Manakala malaikat Jibril meletakan al-Hajar di tempatnya yang di bangun nabi Ibrahim, maka saat itu berkilaulah batu itu dengan sinar luar biasa karena sangat putihnya. Maka memancarlah cahayanya ke timur dan ke barat, ke negeri Yaman dan Syam. Pancaran sinar Hajar Aswad itu mencapai batas-batas wilayah tanah haram.
Bahwa Ka'bah sendiri pernah direnovasi pada saat Rasulullah SAW berusia 35 tahun, artinya perenovasian bangunan Ka'bah ini 5 tahun sebelum awal kenabian. Pada saat itu orang-orang Quraisy sepakat untuk merenovasi Ka'bah, karena Ka'bah itu berupa susunan batu-batu, lebih tinggi dari pada badan manusia, tepatnya 9 hasta yang di bangun sejak masa nabi Ismail dan tanpa ada atapnya, sehingga banyak pencuri yang sering mengambil barang-barang berharga yang tersimpan di dalamnya.