Setiap menjelang Tahun Ajaran Baru, sebagian besar orangtua yang ingin mendaftarkan anaknya ke sekolah sudah mulai mempersiapkan diri dengan tujuan sekolah yang akan dimasuki. Sepertinya, lebih banyak orangtua yang H2C, deg2an daripada anaknya yang mau sekolah. Tidak hanya siswa, orangtua lebih galau, karena mereka sangat berharap anaknya bisa masuk ke sekolah idaman. Walaupun mereka belum tahu seperti apa sekolah yang akan dimasuki.
Nah, jika sekolah tersebut sudah dilengkapi Website Sekolah maupun Medsos Sekolah baik Instagram, Link Youtube maupun Facebook, tentunya tidak menyulitkan bagi orangtua maupun siswa calon peserta didik baru untuk mencari lebih banyak informasi yang dibutuhkan mengenai sekolah yang akan menjadi pilihan. Dan semestinya ini juga menjadi keuntungan sendiri bagi sekolah dalam menyebarkan informasi terupdate baik mengenai profil sekolah maupun info mengenai proses PPDB itu sendiri. Begitu juga dengan ketersediaan spanduk, banner maupun baliho yabg dibuat oleh sekolah dan dipasang di pojok2 yang strategis, dengan harapan masyarakat dan siswa mudah untuk membacanya.
Namun dengan segala kemudahan akses informasi yang semestinya bisa dijangkau, tidak menjamin siswa maupun orangtua benar-benar paham dan mengenal secara detil mengenai pilihan sekolah sehingga mereka dengan secara sadar dan motivasi yang jelas mengapa memilih sekolah tersebut.
Namun lagi-lagi fakta di lapangan sangat berbanding terbalik dengan apa yang menjadi ekspektasi sekolah pilihan selama ini. Sangat mudah ditemui siswa maupun orangtua yang tidak sangat mengenal baik sekolah tersebut alias zoonk. Nyaris mereka tidak tahu informasi sekolah yang dituju. Baik informasi mengenai proses KBM, Prospek Karir maupun program kegiatan sekolah pilihan mereka.
Ibarat pepatah, sebagian besar siswa maupun orangtua memilih sekolah ibarat membeli Kucing Dalam Karung ataupun Tebak-Tebak Buah Manggis.
"Gak tahu Bu, atau Coba-coba aja daftar, siapa tahu lolos Bu"..itu yang menjadi jawaban mereka saat diajukan pertanyaan wawancara mengenai apa yang kamu ketahui ttg sekolah pilihan mu ? Waduh pilih sekolah kok coba-coba.
Dan dalam perjalanannya, sangat banyak ditemui masalah siswa yang harus dihadapi sekolah yaitu Salah Masuk Sekolah atau Jurusan. Mereka merasa terjebak dan gak mampu menyesuaikan diri (baik dari segi kemampuan, minat, kepribadian maupun mindset dan mental mereka miliki)mereka dengan sistem pembelajaran dan budaya baru yang ada di sekolah. Belum lagi jika sekolah itu sendiri tidak menangkap fenomena masalah ini juga menjadi tanggung jawab besar sekolah untuk terus berkomunikasi duduk bersama dan berkolaborasi mencari solusi yang terbaik untuk pilihan karir siswa.
Dan semua fakta dilapangan ini penyebabnya, salah satunya adalah pada rendahnya Kemampuan Kecakapan Literasi yang dimiliki Orangtua maupun Siswa, dan sekarang hal tersebut yang masih menjadi PR kita bersama. Misi meningkatkan kecakapan berliterasi menjadi misi sekolah dan masyarakat yang semestinya selalu menjadi prioritas program utama. Semua harus berkolaborasi. Bukan hanya sebatas masalah klasik yang akan terus berulang tiap tahunnya.
Belum lagi carut marut masalah PPDB yang tiap tahun juga tidak pernah usai. Masalah Zonasi, kuota, siswa titipan kilat,faktor usia, dsb.. semua ini yang akhirnya berdampak motivasi siswa untuk masuk sekolah karena DARIPADA TIDAK DAPAT SEKOLAH NEGERI.
Tidak diberikannya ruang yang lebih leluasa untuk siswa dibantu menata rencana karirnya lebih baik membuat siswa ke depannya dalam memutuskan pilihan kuliah maupun pekerjaan kurang lebih sama kondisinya. Asal pilih kampus, asal ngelamar pekerjaan dan asal keluar masuk akhirnya...