Lihat ke Halaman Asli

Windy Febbiayuni

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

KKN Tematik UPI 2021: Sekolah Daring, Bukankah Membosankan?

Diperbarui: 30 Juli 2021   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.app.goo.gl/NPUXVK1ij7kTECh58

Pandemi Covid-19 yang berlangsung hingga saat ini membatasi segala proses kehidupan termasuk juga proses pembelajaran. Tidak hanya guru, siswa dan orang tua pun terkendala untuk melaksanakan proses pembelajaran daring ini. Tidak jarang, siswa mengantuk bahkan tertidur saat proses pembelajaran berlangsung. Selain kurangnya pengawasan, hal itu mungkin terjadi karena metode pembelajarannya yang terbilang "kolot". Terlebih di saat pandemi seperti ini, guru harus lebih pandai dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai agar siswa dapat memahami isi materi.

Menurut Edgar Dale, setelah dua minggu kita hanya mengingat 10% apa yang kita baca, 20% apa yang kita dengar, 30% apa yang kita lihat, 50% apa yang kita lihat dan dengar, 70% apa yang kita katakan, dan 90% apa yang kita katakan dan lakukan. Metode pembelajaran video diyakini menjadi solusi alternatif yang paling relevan karena berbasis audio dan visual, dimana kedua indra manusia bekerja bersamaan, sehingga proses penyerapan materi dapat lebih maksimal.

Namun, beberapa tenaga pendidik (Guru) masih merasa kesulitan ketika membuat video pembelajaran. Oleh karena itu, kami mahasiswa KKN Tematik Kelompok 47 Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2021 membuat Webinar Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Digital secara gratis yang diikuti oleh guru dari seluruh jenjang (SD-SMA). Webinar tersebut dilaksanakan pada Kamis, 22 Juli 2021 melalui video conference Zoom dengan 2 narasumber yaitu Dr. Yana Setiawan, S.Pd., M.M. dan Fitrina Kurniati, S.Pd., M.Ak. yang sama-sama merupakan Dosen di Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber: Dokpri 

Webinar ini terbagi menjadi 2 sesi pematerian, dimana sesi pertama adalah pelatihan membuat video pembelajaran menggunakan Animaker dan sesi kedua menggunakan OBS (Open Broadcast Software). Kami memilih kedua software tersebut, karena selain gratis, proses pembuatannya pun dirasa lebih mudah dibandingkan software lainnya. Sehingga kami harap guru-guru dapat memahami nya dengan lebih cepat dan tidak lagi merasa kesulitan ketika membuat video pembelajaran.

Diharapkan setelah mengikuti webinar tersebut, guru bisa menjadi lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran. Karena kami yakin siswa pun pasti merasa jenuh jika metode belajarnya hanya membaca buku dan mengerjakan tugas saja, terlebih lagi di saat daring seperti ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline