Jejak karbon atau carbon footprint merupakan jumlah emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh alam, seperti letusan gunung berapi dan juga kegiatan manusia, yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) menyatakan bahwa kegiatan manusia lah yang paling banyak menghasilkan jejak karbon yang mempercepat kenaikan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir dan menyebabkan panas berlebihan yang diserap oleh gas rumah kaca.
Kegiatan manusia yang menyebabkan semakin cepat meningkatnya jejak karbon atau carbon footprint salah satu diantaranya adalah penggunaan media sosial yang secara berlibahan dalam kurun waktu tertentu. Data dari Compare the Market menyebutkan 10 daftar media sosial yang menghasilkan jejak karbon atau carbon footprint paling banyak di dunia.
- Tiktok - 2,63g/menit
- Reddit - 2,48g/menit
- Pinterest - 1,3g/menit
- Instagram - 1,05g/menit
- Snapchat - 0,87g/menit
- Facebook - 0,79g/menit
- Linkedln - 0,71g/menit
- Twitter - 0,60g/menit
- Twitch - 0,55g/menit
- YouTube - 0,46g/menit
Bila penggunaan media sosial menghabiskan waktu masing-masing 5 menit setiap harinya di kesepuluh platform media sosial tersebut, maka akan dapat menghasilkan jejak karbon atau carbon footprint dengan jumlah perkiraan 20kg dalam satu tahun. Karbon yang dihasilkan dari media sosial tersebut adalah jenis footprint, yaitu jejak karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang diperlukan unntuk menghasilkan energi listrik, untuk dapat menjalankan perangkat ponsel dalam bermain media sosial.
Tanpa bisa kita pungkiri, bahwa di era globalisasi saat ini dimana perkembangan IPTEK semakin cepat dan pesat. Hal ini juga diiringi dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan media sosial sebagai bentuk perkembangan IPTEK itu sendiri. Namun, ternyata hal tersebut juga di iringi dengan semakin mempercepat kerusakan lingkungan dengan jejak karbon atau carbon footprint yang dihasilkan oleh media sosial tersebut.
Jika kita lihat, fungsi media sosial bagi masyarakat sangat membantu untuk mempercepat memperoleh serta penyampaian informasi tanpa batas ruang dan waktu. Bahkan, media sosial dapat menjadi media untuk menyampaikan kampanye mengenai jejak karbon itu sendiri. Contohnya aplikasi tiktok yang booming akhir-akhir ini dan sangat digandrungi oleh banyak kalangan masyarakat. Tidak sedikit conten creator tiktok mengkampanyekan mengenai pentingnya menjaga bumi dengan menghapus email-email yang sudah tidak penting untuk mengurangi jejak karbon yang dihasilkan. Namun tanpa mereka sadari kampanye yang mereka lakukan di media sosial tiktok, termasuk dalam menambah jumlah jejak karbon yang dihasilkan oleh media sosial. seperti yang kita lihat dari data yang diatas, bahwa sosial media tiktok menghasilkan jejak karbon yang paling banyak diantara sosial media lainnya.
Oleh karena itu, Harapanya untuk masyarakat dapat mengurangi penggunaan dan intensitas bermain media sosial untuk dapat bersama-sama menjaga bumi. Selain itu masyarakat juga dapat berupaya bersama-sama untuk mengurangi jejak karbon di bidang lain, tidak hanya melalui media sosial saja. Seperti mengurangi jumlah produk hewani untuk dikonsumsi, menggunakan transportasi umum dan berjalan kaki,melakukan daur ulang sampah, dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H