[caption id="attachment_414751" align="aligncenter" width="700" caption="Ilustrasi/Kompas.com"][/caption]
Kemajuan teknologi memang terbilang pesat, saking pesatnya kini semua kalangan usia semakin melek teknologi berkat kehadiran internet yang semakin memasyarakat. Tak hanya orang dewasa, anak-anak 'baru melek' pun kini sudah akrab dengan dunia maya bahkan lebih akrab ketimbang orang tuanya.
Kemajuan Teknologi Tak Mungkin Dicegah
Internet adalah ranah publik, dimana semua unsur kehidupan yang terdapat di dunia nyata terdapat pula di dunia maya. Tak terkecuali hal-hal yang sebenarnya tidak patut kita tayangkan, yang tentunya merupakan hal yang rentan terhadap anak-anak dibawah umur. Dan memang, anak-anak dengan segala rasa keingintahuannya terhadap sesuatu yang mereka anggap baru dan menarik menjadikannya sasaran paling rawan dari dampak negatif dunia maya. Anak-anak belum memiliki kemampuan untuk membedakan mana yang pantas dan tidak pantas, mana yang patut dan tidak patut untuk dipertontonkan. Yang mereka tahu hanyalah apa yang mereka sukai terutama hal yang baru dan tak pernah ditemui di dunia nyata.
Orang Tua Selayaknya Berperan Aktif
Konten-konten negatif yang bertebaran di internet semakin tak terbendung, bahkan kini semakin vulgar dengan menyasar pada sosial media dimana sebagian besar pengguna internet berinteraksi. Memang pemerintah tak tinggal diam dengan cara melakukan pemblokiran secara terus menerus terhadap website dan konten yang bermuatan negatif. Namun seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet, konten-konten tak layak semakin melimpah sementara jumlah pihak yang melakukan regulasi cuma itu-itu saja. Untuk itulah peran pengguna dan dalam ruang lingkup yang lebih sempit dalam sebuah keluarga adalah orang tua selayaknya perlu berperan aktif dalam memberikan arahan mengenai sesuatu yang layak dan tidak layak.
Lakukan Filterisasi Konten
Demi melakukan pencegahan terhadap konten negatif yang semakin rentan diakses oleh anak-anak, tindakan yang dapat diambil adalah dengan melakukan pembatasan secara teknis. Hal tersebut bertujuan untuk membatasi perangkat yang terhubung ke internet untuk tidak menampilkan konten tertentu yang dianggap tak layak. Dengan begitu setidaknya konten yang ditayangkan pada layar gadget maupun PC dapat setidaknya dibatasi walau tak mungkin untuk memfilter secara penuh. Itu dikarenakan setiap saat bermunculan konten-konten baru yang belum melewati proses filterisasi namun sudah tersebar di index mesin pencari dan bukan tak mungkin menghampiri keluarga kita lewat faktor-faktor yang tak kita duga.
DNS Nawala dan Family Safe DNS
Pembatasan konten yang akan ditampilkan di layar gadget maupun PC kita memang perlu dilakukan untuk meminimalisir konten negatif. Untuk melakukan pembatasan terhadap konten negatif yang mungkin tanpa sengaja kita akses, pengguna internet dapat menggunakan DNS Nawala dan Family Safe DNS yang dapat diaplikasikan secara gratis.
DNS Nawala yang bisa kita pergunakan adalah 180.131.144.144 dan 180.131.145.145 yang dapat kita masukkan pada settingan internet / koneksi yang kita gunakan.
DNS Nawala merupakan layanan DNS server yang disediakan dan dikelola oleh Yayasan Nawala Nusantara, sebuah yayasan dalam negeri yang selama ini aktif melakukan restriction terhadap lalu lintas konten negatif dengan cara melakukan pemblokiran. Tentunya Yayasan Nawala Nusantara hanyalah pelopor dan andil terbesar dalam mewujudkan internet yang sehat dan bersih adalah kita sendiri sebagai pengguna aktif yang harusnya berperan serta untuk kemanfaatan bersama. Setidaknya, kita dapat memberikan kerjasama dengan melaporkan situs-situs yang memuat dan menyajikan konten tak layak seperti pornografi, perjudian dan penipuan via internet.
Peran serta mewujudkan internet yang sehat dan bersih setidaknya merupakan satu langkah kongkrit kita dalam membentuk masa depan bangsa. Walaupun konten negatif memang tak mungkin dicegah, setidaknya kita dapat melakukan pembatasan dan tentunya berikan pula pengarahan terhadap anak-anak sehingga mereka dapat membedakan mana tayangan yang pantas dan mana tayangan yang tidak layak.
Semoga bermanfaat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H