Lihat ke Halaman Asli

Fahri Muqodas (Cincin Naga Elder dan Belati dari Persia) Eps. 05

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

5-DI KANTOR RESERSE

Penulis: Windu Hernowo

Penyunting: Indiepro

Tata Letak: Dani Ardiansyah

Cover: Dani Ardiansyah

ISBN: 978-602-9142-34-1

Didalam pagar, gedung utama kantor itu memanjang sekitar 18 meter dengan lebar 6 meterterlindungolehsebuahpohonyangsangatbesar.Diataspregolabagiantengah sebelum memasuki lobby ada tulisan besar KEPOLISIAN RESORT JAKARTA SELATAN. Luas wilayah hukum Polres Jakarta Selatan mencapai 145,73 km2, dengan jumlah penduduk 2.054.950. Di wilayah ini terdapat 12 kecamatan, 86 kelurahan, 849 RW, dan 7527 RT.

Kini,dalammelindungiwilayahhukumnyadariberbagaiancamankamtibmas, Polres Jakarta Selatan didukung oleh 12 polsek, yang terdiri dari Polsek Kebayoran Lama, Pasanggrahan, Mampang, Cilandak, Ciputat, Pamulang, Jagakarsa, Pasar Minggu, Pancoran, KebayoranBaru,Tebet,danSetiaBudi.Kekuataninimasihditambahlagidengan keberadaan 38 pospol.

WilayahhukumPolresJakartaSelatanmemilikikarateristiktersendirisebagai wilayah pusat pemerintahan dan kegiatan masyarakat, baik yang bersifat nasional, regional maupun internasional, yang sarat dengan berbagai objek vital, termasuk VVIP. Jumlah objek vital di wilayah hukum Polres Jakarta mencapai 331 lokasi. terdiri dari 53 kedutaan besar, 92 rumah duta besar, 24 kantor parpol, 77 sentra ekonomi, 70 hotel, dan lainnya. Tak heran jika di wilayah ini cukup banyak bermukim orang asing. Warga Jepang misalnya mencapai 2.503 orang, Korea 1.337. Inggris 1.267, AS 962, Australia 733, Cina 563, dan India 477 orang. Situasi ini tentunya menyimpan berbagai potensi kerawanan yang tinggi.

Dari 2 kecamatan di Jakarta Selatan, kawasan Kebayoran Lama merupakan tergolong rawan. Tahun 2005 ada 642 kasus, yang antara lain adalah perampokan nasabah bank dan kasus uang palsu. Urutan kedua berada di Kebayoran Baru sebanyak 562 kasus, yang antara lain peledakan bom dan perampokan nasabah bank. Urutan ketiga Jagakarsa ada 512 kasus. Pasar Minggu sebanyak 397 kasus yang antara lain pembunuhan dan Tebet 352 kasus yang antara lain perampokan nasabah bank.

Di belakang gedung utama terdapat tempat parkir yang juga memanjang menempel sepanjang gedung nitu. Sudah diberi garis putih dan nama-nama jabatan untuk parkir pemilik yang jabatannya tertulis di ashpalt tempat parkir itu. Berseberangan dengan tempat parkir ada ruangkantin dan photocopy,yang memudahkanpengunjunguntuk memfotocopyberkas- berkas dokumen yang diperlukan.

GedunginiadalahkantorPolisiResortKebayoranBaruyangterletakdiJalan Wijaya, dan baru saja selesai melaksanakan upacara rutin untuk hari senin. Mobil pengunjung yang sudah memadat dipinggir jalan satu per satu mulai masuk ke halaman depan dan memarkirnya disana.

Dokter P. Sitompul membuka pintu mobilyang baru diparkirnyadan berjalanke arah pregola kantor polisi itu. Menaiki 3 anak tangga di bawah pragola dokter itu maju lurus dan berhentidisebelahkiri tempatreceptionistpolisi.Dia dipanggilpolisi atas terjadinya pembubuhan Lucy, pasien yang dirawatnya

“Maaf, dimana kamar bagian reserse?

Ooh,ikutilorong ini terus, setelah ketemu bagian SIM belok ke kiri. Kira-kira pintu ke tiga itulah bagian reserse”.

“Terima kasih “, dokter Sitompul mengikuti arahan yang diberikan receptionist tadi.

Didepan ruang reserse ada bangku panjang ujntuk duduk menunggu. Paul seorang laki-lakiSMAberumursekitar19tahunduduk dibangkuitudenganterusterisak. Disebelahnya Fahri kawan setianya yang selalu menemani pada saat kesedihan melandanya seperti ini

“Hei, apakah kamu kerabat bu Lucy yang meninggal itu?” tanya dokter Sitompul

“Benar, saya anaknya”.Jawab Paul Singkat

“Tenanglah, saya akan membantumu”

“Anda Siapa”

“Aku dokter Sitompul, psikiater ibumu”.

“Apakah anda sudah tahu siapa pembunuhnya ?”

“Belum, tapi nanti saya membantu…..”.

“Berarti anda tidak bisa membantu. Ini kenalkan Fahri kawan saya”, kata Paul

“OK, nanti jika perlu sesuatu, hubungi saya…”.. kata dokter Sitompul sambil menyerahkan kartu nama kepada Paul.

Dokter Sitompul dipanggil ke dalam ruangan reserse dan meninggalkan anak-anak itu di luar. Paul dan Fahri terlihat sibuk mengambil sesuatu dari dalam tas di bawah bangku danmenempelkankebagiankayupadadindingtersebut.Kemudian“klik”,iamenekan tombol pada tape recordernya.

“Apakah benar ibu Lucy ini pasien anda ?

“Benar”.

“Apa keluhan Lucy ini pada dokter?”

“Dia, mengalamidipresi atas perkawinannya.Sepertinyasuaminyayang petinggi partai itu mulai tidak setia”

Dari sekian banyak pasienn Anda, kira-kira pasien mana yang berperilaku paling aneh akhir-akhir ini?”.

“Maafsayadilaranguntukmenceritakanpenyakitpasiensayakecualiuntuk kebutuhan medis”.

“OK,kita sama-samaprofesionalsekarang.Seorangpasien anda mati terbunuh, dan anda tidak mau membantu polisi karena sumpah anda. Huh, yang bener saja “.

“Maaf,memangbegitubunyinyalengkapnyasepertiini:DemiAllahsaya bersumpah / berjanji”, bahwa :

·Sayaakan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.

·Saya akan memeiharadengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatankedokteran. Saya akan menjalankantugas saya dengan cara yangterhormatdanbersusila,sesuaidenganmartabatpekerjaansaya sebagai dokter.Saya akanmenjalankantugas sayadenganmengutamakan kepentinganmasyarakat. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter”.

“Apakah MEMBANTU POLISI termasuk dalam larangan, saya pikir tidak, dok ?” “Saya akan tidak mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatuyang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam. Saya akan senantiasa mengutamakankesehatan penderita. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguhsupaya sayatidakterpengaruholehpertimbangankeagamaan,kesukuan,perbedaankelamin, politikkepartaian,ataukedudukansosialdalammenunaikankewajibanterhadap penderita.”, tanya polisi kesal

“OK, sehartusnya anda pikir dua kali sebelum anda menolak membantu polisi”

“Saya tidak menolak, namun hanya rahasiapasien saya harus saya pegangteguh. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.”.

Semua pembicaraan dokter dan polisi berhasil direkam oleh Fahri dan Paul. Memang upaya dokter dalam pelayanan kedokteran ialah menyembuhkan pasien, atau mengurangi penderitaannya dan setidak-tidaknya menggembirakannya,jika harapan untuk sembuh telah tipis. Selain itu harus diperhatikan bahwa penderitaan fisik dengan faktor psikik sangat erat, oleh karena itu pendekatan yang dilakukan secara holistik. Dokter harus mampu mempertebal keyakinanpasien bahwa ia dapat sembuh dan mengalihkanperhatian pasien yang depresi atau cemas ke hal yang memeberi harapan dan menimbulkan optimisme.

Di bangku panjang di luar ruang ini Paul dan Fahri mendengar dengan cermat setiap kata ,bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam. Saya akan senantiasa mengutamakankesehatan penderita. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguhsupaya saya o-spacerun: yes;"> dariruangreserse. Sepeninggaldokter Sitompul,Kate datang dari arah yang berlawananlangsung masuk ke ruang reserse.

“Silahkan duduk”,kata letnan Polisi Sukamto.

Kate duduk didepan letnan polisi Sukamto dengan menyilangkan kakinya.

“Tolong diceritakan bagaimana sidik jari anda ada di tangan korban dan pisau?” “Sayamenunggudidepan pintulift,danketikapintuliftterbuka,adakorban

berdarah-darahyang mengulurkantangannya. Saya pikir dia minta tolong, langsung saja tangannya saya tarik untuk mengeluarkannyadari lift yang nantinya supaya bisa ditangani dan dibantu seorang dokter”

“Apakah ada orang lain di sekitar anda saat bitu?”

“Saat saya berbalik menarik tangan korban, ada wanita lain berambut emas yang menjatuhkan pisaunya”.

“Apakah anda bisa mengingat wajah orang itu?” “Jika ada fotonya mungkin saya bisa mengingatnya”

“Baik, kita lihat arsip foto-foto kami, dan tiunjnukkan wajahnya..”. “OK, ….”.kata Kate meyakinkan.

Foto-demi fotoyang yang dicurigaipolisi yang ada di arsip bagian reserse polisi dibuka dan dipeerlihatkan ke Kate. Tidak satupun yang mirip dengan wajah orang yang di

lift.

“Tidak ada yang mirip”

“OK, besuk kita lanjutkan lagi dengan pertanyaan lainnya.”. “Baik, jam berapa saya harus ke sini?”

Usahakan jam 09:00 sudah datang di ruang ini”.

“Baiklah….”, kata Kate sambil berdiri dan meninggalkan ruangan

Di bangku panjang di luar ruangan, Paul membereskan peralatannya. Dia mengikuti arah jalan Kate hingga keluar kantor polisi. Kate menghentikan taxi dan naik menuju pulang ke arah jalan Paku Buwono. Paul dan Fahri dengan berboncengan sepeda motor mengikuti taxi hingga rumahnya. Ooh, disini rupanya.

Paul mengangguk-anggukkankepalanya sambil terus memacu sepeda motornya ke arahrumahnya.FahrimengambilscooternyayangditinggaldirumahPaul.Walaupun dilimpahi kondisi yang mewah dan berkecukupan, Paul adalah anak yang baik, cerdas dan rajin. NilaiIPAnyaselalumendapatangkadiatasdelapan.KetertarikannyapadaIPAdan elektronika telah membuatnyagiat bereksperimen dan bergabung dengan Fahri dalam klub ilmiah Thetha Phi..

=================================

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline