Lihat ke Halaman Asli

Hombreng............ (Cuplikan Novel Asli “Keluarga Fathir Muqodas”)

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

by Windu Hernowo

EMPATPULUH DELAPAN

Akhirnya Fathir memiliki kendaraan untuk keperluannya sehari-hari datang ke kantor dan keperluan lainnya. Fathir teringat dengan kawan kecilnya Surip, yang kuliah di Reno di University of Nevada. Kerinduannya terhadap Aaron Lescott-isterinyapun hampir tak mampu dibendung lagi. Maka kesempatan cuti bulan ini akan sekalian digunakanuntuk mampir menjenguk kawan kecilnya yang di Reno sebelum menemui Aaron yang hamil dan akan diwisuda.

Waktu cuti telah tiba, waktunya sengaja disamakan dengan libur sekolah Fahri anaknya. Dia merencanakan akan pulang mengunjungi anak dan isterinya yang hamil tua di Harding House-Harvard. Perjalanannya akan diatur menyusuri jalan darat dari Los Angeles berhenti di Reno (Nevada) dan terus ke timur hingga rumahnya di Harding House di Harvard.

Dengan pendapatan per kapitanya $38,578.- Reno merupakan kota yang hidup. Produk-produk pertanian, ternakdan susu, bawang serta kentang merupakan produk andalannya. Disamping itu dari Industri yang banyak menghasilkan uang adalah tourisme, tambamg, produk mesin, percrtakan dan penerbitan juga banyak menyokong kehidupan di Reno. Hal yang menonjol disini adalah pelacuran dibuat legal disini tetapi mengambil penumpang di jalan adalah perbuatan terlarang.

Sebelum berangkat, Fathir mengecek kembali persiapan didalam mobil kecilnya. Bensin penuh, air radiator penuh, olie cukup, angin di ban cukup, air aki cukup. Semuanya beres, kopor kecilnya dinaikkan dan dia mulai meluncur ke jaan raya. Rencananya Fathir menuju ke arah timur menuju San Benardino, kemudian keutara melewati jalan yang naik-turun ke arah Mojave dan lurus melewati Sequoia National Park, lurus lagi menuju Sacramento, kemudian berbelok ke kanan menyeberangi perbatasan California dan Nevada. Setelahsemua pasport dan dokumen lainnya distempel diperbatasan, Fathir melaju kearah timur  ke arah kota Tahoe. Kemudian mengitari South Lake, berhenti sebentar di Carson City untuk mengisi bensin dan mengisi perutnya yang mulai berbunyi.

Setelah makan dan sholat maghrib, dia kembali ke mobilnya dan menruskan perjalanan ke arah utara menuju Reno. Ditengah perjalanan ada orang dengan membawa tas ransel besar warna merah maroon menyetop. Ranselnya besar menonjol disana sini seperti berisi buah kelapa, baunya wangi sekali. Ia menyatakan ingin ikut ke arah utara juga. Menurut Fathir lumayan ada kawan ngobrol di mobil, daripada mengantuk sendirian.

“Terima kasih sudah membawa saya dengan mobil anda”

“Sama-sama. Saya juga diuntungkan ada kawan ngobrol jadinya”, kata Fathir

Anda tahu kan, mengajak penumpang dijalanan merupakan pidana disini ?”, tanya orang asing yang gundul ini sambil mengingsut ransel besar di pangkuannya.

“Tahu dari koran saja, tapi itu keterlaluan……”, kata Fathir

“Iya, saya setuju dengan anda. Bagaimana jika orang seperti saya yang tidak bermobil dan beruang karena baru dirampok harus ketemu orang tua saya yang sedang sakit ?”, tanya orang asing ini

Mereka berdua bicara banyak hal dijalan mulai dari politik, kebijakan publik dan pendidikan. Fathir menikmati pembicaraan ini hingga saat kira-kira sampai di lembah Wasoe, Fathir melihat ada beberapa mobil di parkir, dan ia menempatkan mobilnya disebelah deretan mobil tadi. Fathir turun perlu untuk membuang air

Maaf, saya perlu ke toilet. Tunggu disini ya”, kata Fathir

OK, tenang saja……”kata orang asing tadi

Bila harus mengikuti bangunan jalan setapak menuju toilet, harus berputar jauh. Akhirnya Fathir lari menuju toilet menyeberangi rerumputan di mpinggir jalan. Sekitar sepuluh atau sebelas meter dari pinggir asphal, Fathir tersandung sesuatu di dalam rerumputan. Sesuatu tadi memegang kaki Fathir, keluar dari rerumputan tanpa pakaian dan berteriak-teriak.

“Hei, aku dapat satu virgin”, kata orang tanpa baju tadi, mulutnya beraroma minuman keras.

Serentak laki-laki lain di balik gerumbul rerumputan di sekitarnya bangun. Semua tanpa pakaian  dan mengelilingi Fathir. Satu orang memegangi Fathir dan banyak orang lainnya membuka baju dan celana Fathir sambil berteriak riang.

Fathir berteriak pada lelaki homo tadi

“HEI HENTIKAN,SAYA POLISI”. ,Kata Fathir keras

“POLISI?,VIRGIN……… HA HA..HA HA….””para lelaki homo ini mentertawai sambil mengenakan pakaian, dan membawa baju Fathir. Mereka sudah terlalu hafal, polisi selalu datang bersama2  dengan seragam lengkap tidak sendirian .

Belum selesai Fathir dengan kagetnya, tiba-tiba ada haliopter terbang rendah dan ada empat atau lima mobil mendekat dengan lampu disorotkan kearah Fathir. Para lelaki homo yang mengelilinginya tadi sudah kabur semua, tinggal Fathir sendirian sedang menari pakaiannya. Regu polisi Nevada tadi sudah mendekati Fathir.

“Angkat tangan”, bentak polisi yang didepan.“Sudah tahu dilarang msih saja mengadakan pesta homo disini”

“Saya bukan bagian dari mereka, saya juga anggota polisi”,jelas Fathir

“Bukan anggota mereka ya, yang ada di kaki anda itu apa”, tanya polisi lagi.

Sial, dibawah kaki Fathir ada banyak botol –botol bekas minuman keras.

“Saya betul-betul tidak tahu, saya tadi hendak buang air disini, tiba-tiba kaki saya tersandung dan ditangkap banyak orang laki direrumputan sini”

“Memangnya anda dari mana dan mau ke mana”, tanya polisi

“Saya dari Los Angeles mau menjumpai kawan saya di Reno”, jawanb Fathir

“OK, berarti anda naik mobil, mana mobil anda?”, tanya polisi lagi.

“Itu mobil warna abu-abu yang diparkir di seberang jalan”, kata Fathir

Fathir digiring banyak polisi menuju mobilnya. Penumpang yang ikut dari Carson City tadi sudah tiada, tinggal tass ransel yang wangi ditinggalkannya di jok depan,

Ok, anda ikut bersama mobil kami, mobil anda nanti biar dibawa kawan kami ke kantor. Fathir dibawa mobil polisi sebagai tawanan ke kantor polisi di Reno. Letnan Alejandro dengan beberapa sersan polisi meneriksa tas ransel merah yang berbau parfum wangi.

“Ayo kita buka tasnya”, kata Letnan Alejandro kepada anak buahnya.

Empat sersan polisi yang mengikuti membuka tas merah maroon dari jok depan mobil Fathir.

“ASTAGA…!!!!!!”, semua yang melihat mendelik danmulai menutup hidungnya.

Begitu tas dibuka, sepotong kepala wanita dengan rambut sebahu muncul dari dalam tas ransel merah dengan darah yang sudah mengering. Bau wangi bercampur amis mulai merebak . Dibawah kepala wanita masih ada dua potongankaki yang sudah dipotong menjadi empat bagian.

“OK, ukur mulai lingkar betis dan panjangnya, kemudian lingkart paha dan panjangnya, dan panjang serta lebar telapak kakinya sesuai standard”, perintah letnan Alejandro.

Semua bagian masih lengkap dan bisa diukur oleh ke-empat sersan polisi dan dicatat didalam crime log book.

“Baik dari data-data yang ada, wanita ini mempunyai tinggi badan sekitar 160 cm dengan berat badan 52 kg. Umurnya sekitar 17-19 tahun. Coba dirangkum yang baik”., perintah letnan Alejandro.

Keempat sersan polisi itu membuat resume data mayat yang diketemukan di mobil Fathir.

“Ok, selesaikan itu dan hubungi bagian Forensik, saya mau menanyakan motif pembunuhan nini kepada pemilik mobilnya”. Perintah letnan Alejandro sambil berjalan meninggalkan mobil. Dia menuju lorong kearah depan ke ruang pemeriksaan, dimsana Fayhir saat ini berada.

Di ruang periksa, Fathir duduk sendirian sambil menyesali kelakuannya yang bodoh tadi malam. Letnan Alejandro bersama seorang polisi berpangkat sersan kepala membuka pintu, dan masuk

“Anda tahu dan sadar akan kesalahan anda , kan?”, tanya letnan Alejuandro setelah melihat potongan mayat didalam tas di mobil Fathir

“Iya, saya mengaku bersalah “. ,kata Fathir, yang merasa bersalah karena telah membawa penumpang dari tengah jalan. Itupun baru saya tahu dari orang yang menumpang saya dari Carson City”.

“Bagus. Jadi bagaimana anda melakukannya?”, Letnan Alejandro berharap mendapat jawaban teka-teki pembunuhan mutilasi yang sudah lama dicarinya.

“Iya, yabiasa, “, kata Fathir

“BIASA BAGAIMANA”, Letnan Alejandro dan Sersan Polisi keduanya membelalakkan matanya seperti hampir keluar..

“Ya biasa “,

“Biasa,ya. Kenapa anda melakukan dan Memang sudah berapa kali anda melakukan?”tanya Alejandro kaget

Saya melakukan karena rasa kemanusiaan saya, menolong orang. Sudah banyak sekali, apalagi jika yang mau ngikut punya kepentingan dan jalannya searah dengan jalan saya”.

“IYA, TERUS MEREKA NAIK DAN LANGSUNG ANDA BUNUH TANPA ALASAN. BEGITU SAJA KAN?”kata Letnan Alejandro kuat dan tegas.

“Astaghfirulah, saya tidak pernah membunuh. Saya ini polisi LAPD”Jelas Fathir sambil menunjukkan identitas polisinya

“OK anda Polisi bisa saya konfirmasi nanti. Sekarang jelaskan mayat yang ada di tas anda yang berwarna merah maroon”.

“Ada Mayat… di… mo…bil…..saya?”

“Iya dipotong jadi sebelas bagian, sekarang jelaskan…!!!!”

”.Saya betul-betul tidak tahu”

“TADI MENGAKU BERSALAH, SEKARANG TIDAK TAHU BAGAIMANA SIH?”, Letnan Alejandro semakin meninggi suaranya.

“Iya saya tadi mengaku bersalah telah membawa penumpang dari tengah jalan. Itupun saya tahu dari morang yang menumpang dariCarson City tadi malam”, kata Fathir jelas dan tegas.

“YANG SAYA TANYA DARI TADI TENTANG PEMBUNUHAN”.kata letnan Alejandro jengkel

“Anda tidak menyenbutkan subyek pertanyaan anda di awal pembicaraan. Jadinya interpretasi saya sebatas kesalahan karena membawa penumpang dari jalan”

“Jadi tas itu, dan gadis malang itu bagaimana…?”

“Saya tidak tahu apapun tentang tas itu”

“Bagaimana bisa ada di mobil anda?”

“Tas wangi warna merah maroon adalah milik orang yang menumpang dari Carson City tadi malam. Waktu itu saya ijin buang air di gerumbul rumput diseberang jalan. Orang itu tunggu dan diam dimobil menunggu tas yang dari awal dipangkunya. Kemudian, saya tersandung dan ditangkap orang-orang laki-laki di rerumputan. Tidak lama kemudian polisi bersama mobil dan helikopter datang, menangkap saya dan membiarkan orang-orang homo itu berlarian menjauh. Waktu saya dibawa polisi ketempat mobil saya berada, orang yang membawa tas sudah tidak ada.”.

“OK, sudah jelas semuanyasekarang, dan kami sudah nmenerima fsx dari Kolonel Gene Whittington kepala LAPD, yang menyatakan bahwa berdasarkan foto dan data diri anda, benar anda adalah anggota polisi LAPD yang sedang berlibur. Maafkan kami semua Letnan Fathir”, tetapi tetap anda masih harus ditahan mengingat pembunuhnya belum ditangkap”.

Sangat mujur bagi Fathir esok harinya ada seseorang yang datang bersama mobil dan dua perawat untuk mengambil tas merah maroonnya. Dia telah mengakui bahwa dialah yang telah membunuh kekasihnya kasrena telah sberelingkuh dengan orang lain. Orang ini ternyata adalah orang gila pelarian dari rumah sakit jiwa di Reno.

Fathir bebas tanpa syarat dan dengan mobilnya dia melanjutkan perjalanannya ke University of Nevada untuk menemui Surip yang via tahu adalah mahasiswa S2 di universitas itu. Rupanya Surip telah kembali ke tanah air, ke kampungnya di Malang.

Sementara itu jauh di Yogyakarta Pada saat kandungan Aaron Lescott mencapai usia lima bulan, Nyonya Sugiharti- ibu Fathir menyelenggarakan Selamatan 5 bulan, para kerabat diberi makanan tersebut disajikan di dalam takir (alas makan nasi dari lipatan daun pisang) yang dihiasi janur kuning dan memakai 5 macam tusuk jarum : emas, suasa, perak, besi, dan tembaga yang dialasi dengan tampah atau tambir, boleh juga menggunakan cobek, yang berisi :1. Nasi kuluban, 2. Ulat-ulatan (tepung beras dengan adoonan air yang berwarna merah, kuning, hitam, dan dicetak seperti ulat), dan 3.Ketan mancawarna (ketan beraneka warna) yang di dalam penghidangannya selalu dengan enten-enten (parutan kelapa yang dimasak dengan garam dan gula merah).

Lalu mohon doa restu agar diberi keselamatan dan kelancaran bagi semuanya, jabang bayi dan ibu hamil beserta seluruh keluarga dan kerabat. Pada selamatan ke 5 bulan untuk calon bayi Fathir ini dibuat takir pontang, isinya ; nasi wajar dan nasi punar, dengan lauk pauk terdiri dari ; daging sapi/kerbau, jeroan, dan mata kebo. Dan diisi makanan yang dipakai untuk selamatan, masih ditambah dengan rujak cerobo (rujak dengan campuran berbagai macam buah, idealnya 7 macam buah-buahan).

Satun bulan kemudian, yaitu ketika usia kehamilan Aaron Lescott enam bulan, ibu Fathir menyiapkan Materi  selamatan berupa : apem kocor (tepung beras diberi ragi secukupnya tetapi tanpa gula). Dihidangkan dengan juruh (cairan gula merah dan santan). Apem kocor sama dengan cara penyajian kue serabi manis.

TUJUH BULAN sudah usia kandungan menantunya Aaron Lescott yang di Amerika. Fathir pulang ke Yogya karena sudah diwanti-wanti oleh ibunya untuk mengajak Aaron ke Yogyakarta. Dengan hitungan sangat matang ibu Fathir menghitunghari neptu atau weton untuk dijadikan pelaksanaan Mitoni atau tingkeban.(Selamatan Tujuh Bulanan)

Mitoni atau selamatan tujuh bulanan, dilakukan setelah kehamilan seorang ibu genap usia 7 bulan atau lebih. Dilaksanakan tidak boleh kurang dari 7 bulan, sekalipun kurang sehari. Belum ada neptu atau weton (hari masehi + hari Jawa) yang dijadikan patokan pelaksnaan, yang penting ambil hari selasa atau sabtu.  Tujuan mitoni atau tingkeban agar supaya ibu dan janin selalu dijaga dalam kesejahteraan dan keselamatan (wilujeng, santosa, jatmika, rahayu).

Dalam acara ini, ibu Fathir mengundang tetangga di kiri dan kanan rumah untuk bersama-sama berdoa untuk keselamatan calon bayi mantu dan anaknya Aaron Lescott dan Fathir Muqodas.

Sebelum acara selamatan dimulai, dilakukan acara Siraman, dimana Fathir sebagai calon ayah , memasukkan telor ayam kampung di dalam kain calon dan , ganti baju sebanyak tujuh kali, Kemudian dilakukan brojolan (memasukkan kelapa gading muda), memutus benang lawe atau lilitan benang (atau janur), memecah wajan dan gayung, mencuri telor dan terakhir kendhuri.

Dalam kenduri ini ada Kombinasi 7 macam bubur antara lain; (1) bubur merah (2) bubur putih (3) merah ditumpangi putih, (4)  putih ditumpangi merah, (5) putih disilang merah, (6) merah disilang putih, (7) baro-baro (bubur putih diatasnya dikasih parutan kelapa dan sisiran gula jawa).

Didalam budaya adat jawa Bubur putih dimakan oleh Fathir, sang calon Ayah. Bubur merah dimakan Aaron Lescott, sang calon Ibu. Bubur yang lain dimakan sekeluarga yang lain.

Yang disiapkan untuk selamatan ini adalah 1).Bahan; Bubur putih gurih (dimasak pake santen) dan bubur merah (dimasak pake gula jawa); dimana Bubur ditaruh di piring kecil-kecil; 2). Gudangan Mateng (sayurnya direbus) : dengan bahan ; Sayur 7 macam; dengan ada kangkung dan kacang. Kangkung dan kacang  panjang jangan dipotong-potong, dibiarkan panjang saja. Semua sayuran direbus. Bumbu gudangannya pedas.3). Nasi Megono ; Nasi dicampur bumbu gudangan pedes lalu dikukus.4). Jajan Pasar ; biasanya berisi 7 macam makanan jajanan pasar tradisional. 5). Rujak ; bumbunya pedas dengan 7 macam buah-buahan. 6). Ampyang ; ampyang kacang, ampyang wijen dan lain lain (7 macam ampyang). Apabila kesulitan mendapatkan 7 macam ampyang, boleh sedapatnya saja. 7). Aneka Ragam Kolo ; yaitu Kolo kependem (kacang tanah, singkong, talas), kolo gumantung (pepaya), kolo merambat  (ubi/ketela rambat); kacang tanah, singkong, talas, ketela, pepaya. direbus kecuali pepaya. Pepaya yang sudah masak. Masing-masing jenis kolo tidak harus semua, tetapi bisa dipilih salah satu saja. Misalnya kolo kependhem; ambil saja salah satu misalnya kacang tanah. Jika kesulitn mencari kolo yang lain; yang penting ada dua macam kolo ; yakni cangelo; kacang tanah  +  ketela (ubi jalar). 8). Ketan ; dikukus lalu dibikin bulatan sebesar bola bekel (diameter 3-4 cm); warna putih, merah, hijau, coklat, kuning. 9). Tumpeng nasi putih; kira-kira cukup untuk makan 7 atau 11, atau 17 orang. 10). Telur ; telur ayam 7 butir. 1)1. Pisang ; pisang raja dan pisang raja pulut masing-masing satu lirang/sisir. 12). Tumpeng tujuh macam warna; tumpeng dibuat kecil-kecil dengan warna yang berbeda-beda. Bahan nasi biasa yang diwarnai.

Tata cara yang dilakukan oleh ibu Fathir yang mengikuti saudari-saudari yang lebih tua adalah Tumpeng ditaruh di atas kalo (saringan santan yang baru). Bawahnya tumpeng dialasi daun pisang. Di bawah kalo dialasi cobek agar kalo tidak ngglimpang. Sisa potongan  daun pisang diletakkan di antara cobek dan pantat kalo.

Kemudian Sayur 7 macam direbus diletakkan mengelilingi tumpeng, letakkan bumbu gudangannya melingkari tumpeng juga. Telur ayam (boleh ayam kampung  atau ayam petelur) jumlahnya 7 butir, direbus lalu dikupas, diletakkan mengelilingi tumpeng. Masing-masing telur boleh di belah jadi dua. Pucuk tumpeng dikasih sate yang berisi ; cabe merah, bawang merah, telur utuh dikupas kulitnya, cabe merah besar, tancapkan vertikal.

Tusuk satenya dari bambu, posisi berdiri di atas pucuk tumpeng; urutan dari bawah; cabe merah besar posisi horisontal, bawang merah dikupas, telur kupas utuh, bawang merah lagi, paling atas cabe merah besar posisi vertikal.

Pisang, jajan pasar, 7 macam kolo, dan 7 macam ampyang ditata dalam satu wadah tersendiri, namanya tambir atau tampah tanpa bingkai yg lebar

Tambirnya juga yg baru, jangan bekas. Tampah “pantatnya” rata datar, sedangkan tambir pantatnya sedikit agak cembung.

Tumpeng tujuh macam warna ukuran mini, ditaruh mengelilingi tumpeng besar. Boleh diletakkan di atas sayuran yang mengelilingi tumpeng besar.

Setelah ubo rampe semua selesai disiapkan, maka dimulailah berdoa. Yang dipimpin kyai Supeno, imam di masjid sebelah rumah. Setelah doa secara tradisi, lalu dibacakan surat Maryam sesuai keinginan hati nuranikarena diinginkan jabang bayi lahir perempuan. Ini sesuai test USG yang sudah dilakukan Aaron Lescott minggu kemarin. Dan doa selamat dengan harapan semoga menjadi anak yang linuwih, mikul dhuwur mendhem jero pada orang tua, berguna untuk sesama, masyarakat, agama, dan negara.

Setelah acara tujuh bulanan ini Fathir, Aaron Lescott dan Fahri kembali ke Amerika untuk menjalani kehidupannya sebagai mahasiswa dan polisi kehormatan LAPD

SeMateri selamatan berupa ; bubur procot (tepung beras dimasak bersama gula merah, santan. Setelah hampir masak, diberi pisang dikupas dan utuh, lalu dimasukkan ke dalam takir).

-JLJ-

=================================

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline