Cerita dan Foto Oleh: Ph. Angga Purenda
[caption id="attachment_156868" align="aligncenter" width="300" caption="Tradisi Sebaran Apem yang tak pernah dilewatkan oleh masyarakat Jatinom"][/caption] Jumat yang lalu (13/01/2012), telah berlangsung sebuah tradisi yang berkembang sudah lama di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten. Tradisi itu bernama "Yaqowiyu" atau yang lebih dikenal dengan sebaran apem, tradisi ini dilaksanakan setiap bulan sapar pada tanggalan jawa. Sebuah budaya yang terlahir dari seorang tokoh penyebar agama islam di jawa yaitu Ki Ageng Gribig. Ketika siang itu, jalanan di depan kantor kecamatan jatinom dipadati oleh ribuan manusia dari berbagai daerah untuk melihat perarakan gunungan kue apem. Pada akhirnya gunungan apem tersebut akan dibagi-bagikan di sebuah lapangan dengan cara disebarkan melalui dua menara oleh para santri. Kue apem yang disebarkan saat itu seberat 5 ton, sehingga tak terbayang bagaimana serunya orang-orang untuk merebutkannya. Banyak orang yang mempercayainya pada tradisi tersebut setelah mendapatkan kue apem yang diperebutkan. "Nek entuk apem akeh, biasane dimurahi rezekine mas" ungkap Siti yang merupakan seorang warga dari klaten (kalau dapat kue apem, biasanya banyak mendapatkan rezeki-red). Meurut penuturannya, dia slalu menyempatkan diri untuk menyaksikan tradisi sebaran apem setiap tahunnya. Karena baginya tradisi ini akan membawa berkah akan rezeki yang diterimanya dalam kehidupan sehari-hari. "Biasane apem e tak pendem neng pojokan omah mas, ben entuk akeh rezekine ing keluargaku" ucapnya (biasanya kue apemnya diletakan di pojokan rumah dengan cara menguburnya, supaya keluarganya mendapatkan banyak rezeki-red). Tradisi sebaran apem dimulai dari sebuah kisah yang menarik, yaitu disaat Ki Ageng Gribig pulang setelah melaksanakan naik haji dan memberikan oleh-oleh berupa kue apem. Tapi karena kue apemnya tak cukup. maka dia menyuruh para santrinya untuk membuatnya dan dibagi-bagikan kepada warga sekitarnya. Sehingga tradisi itu pun berlangsung hingga sekarang dan menjadi daya tarik tersendiri. Itu terlihat ketika sebaran apem tiba, setiap rumah disana selalu menyajikan kue apem sebagai hidangannya kepada tamu yang datang. Selain kue apem yang menjadi ciri khas dari tradisi ini, pasar malam pun juga ikut meramaikan. Ditambah lagi dengan hadirnya pasar dadakan yang berada dipinggiran jalan utama jatinom dengan menjajakan berbagai barang serta aksesoris. Sehingga lengkap sudah tradisi serta hiburan yang ada dalam balutan sebaran apem ini. Walaupun pada saat acara berlangsung sempat diguyur hujan namun keramaian tetap tampak pada budaya sebaran apem tersebut hingga akhir. Mau Tahu bentuk kue apem dan suasana tradisi sebaran apem saat itu klik aja disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H