Karya sastra memiliki berbagai bentuk mulai dari cerpen, puisi, drama, roman, hikayat dan novel. Novel adalah salah satu dari sekian banyak karya sastra yang diciptakan dari imajinasi para seniman atau pengarang. Novel dapat memberikan gambaran kehidupan kepada pembaca. Hal demikian menunjukkan bahwa novel tidak terlepas dari dinamika dan realita tenang. Pada novel Sepotong Hati Yang Baru Karya Tere Liye memiliki cerita yang berbeda pada setiap bab. Meskipun berbeda, hal yang dibahas tidak terlalu jauh berbeda. Kisah-kisah cinta pada Novel nya yang berjudul Sepotong Hati Yang Baru banyak mengajarkan arti cinta. Cinta dan istiqomah, cinta dan larangan, serta arti cinta yang sesungguhnya.
Membahas perihal cinta, tak ada yang lebih besar cinta nya dari cinta orang tua pada anak. Cinta yang sesungguhnya dan cinta yang abadi. Diluar itu, masih perlu dipertanyakan terkait "CINTA". Apakah benar-benar cinta? Apakah hanya sekedar cinta yang akan memudar? Apakah cinta yang hanya sebatas lisan? Atau sangat beruntung sekali bila mendapatkan cinta yang abadi. Namun banyak sekali orang-orang tidak dapat membedakan antara suka, cinta, dan sayang. Tiga kata ini sering kali disalah artikan makna nya. Padahal puncak tertinggi nya adalah cinta. Setiap orang memiliki rasa suka dan rasa suka itu sangat bervariasi. Suka terhadap satu individu, suka dengan warna, suka dengan makanan, suka pada hewan. Dengan kata lain, suka tidak terlalu spesifik dan bisa suka dengan hal apa saja . Setiap orang memiliki rasa sayang. Rasa sayang yang sering sekali dijumpai adalah rasa sayag sesama keluarga, rasa sayang pada teman, sayang akan peliharaan, dan sayang dengan barng-barang yang sangat di jaga serta di rawat. Tapi cinta, tidak semua insan memiliki itu.
Pada novel Sepotong Hati Yang Baru, setiap bab membahas tentang rasa suka, sayang, dan cinta. Namun, lebih dominan membahas akan cinta. Peneliti sangat terpukau pada bagian Kisah Sie-Sie yang terdapat pada halaman 23. Cerita ini mengisahkan seorang perempuan bernama Sie Sie yang merupakan anak tertua dari 7 bersaudara. Ia digambarkan sebagai sosok gadis yang rajin, pintar, serta tidak mudah mengeluh. Andai ia ditakdirkan lahir dikeluarga yang berada, mungkin rumahnya sudah penuh dengan piala-piala prestasi. Ditempat Sie Sie ada istilah "nikah foto". Suatu hari ibunya Sie Sie jatuh pingsan dan dilarikan kerumah sakit. Bapak Sie Sie yang masih di penjara tidak dapat membantu. Sie Sie sendirian membawa ibunya kerumah sakit dengan menumpang opelet. Sayangnya sesaat tiba dirumah sakit, pihak rumah sakit menolak kedatangan Sie Sie yang datang tanpa jaminan pembayaran.
Sie Sie kalang kabut, ia tak punya pilihan lain selain "nikah poto". Berangkatlah ia ke sebuah hotel, tempat pemuda dari Taiwan mencari istri. Wong Lan, nama pemuda itu. Ia memiliki paras yang tampan namun perangainya amatlah buruk. Sie Sie menikah dengan Wong Lan demi membayar biaya rumah sakit ibunya. Inilah bentuk cinta dan kasih sayang Sie Sie terhadap ibunya.
Setelah menikah, Sie Sie ikut dengan suaminya ke Taiwan. Saat hendak berangkat ke Taiwan, Sie Sie berjanji pada dirinya bahwa ia tak akan pernah menangis lagi apapun yang terjadi. Setibanya di Taiwan tak ada satu orang pun yang menghargai Sie Sie disana. Wong Lan pun mengakui Sie Sie sebagai istri hanya didepan pengacara. Wong Lan terpaksa menikah karena syarat dari orang tua nya untuk melanjutkan warisan.
Sie sie sering mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya. Peduli Wong Lan hanya satu, mengundang pengacara sesegera mungkin. Bicara perihal kekerasan, tak sedikit korban dari kekerasan itu adalah seorang perempuan. Perempuan dinilai belum pantas menduduki jabatan yang berhubungan dengan kekuasaan, sehingga peran publik yang seharusnya bisa juga dilakukan oleh perempuan seolah hanya menjadi monopoli laki-laki. Feminisme merupakan sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Sugihastuti (2000:37) menungkapkan feminisme adalah teori antara persamaan antara laki-laki dan perempuan di bidang politik, ekonomi, dan sosial atau kegiatan terorganisasi Gerakan feminis dimulai sejak kesudahan zaman ke-18, namun diakhiri zaman ke-20, suara wanita di bidang hukum, khususnya teori hukum, muncul dan faedahnya. Perempuan sering disakiti, mengalami kekerasan karena perempuan selalu di pandang lemah, dan tidak mampu menyetarakan derajatnya dengan laki-laki. Padahal bila dilihat, banyak perempuan lebih berprestasi dan mampu menyamakan derajatnya dengan laki-laki.
Namun, kebanyakkan wanita buta akan cinta. Dalam novel Sepotong Hati yang Baru membuktikan bahwa Sie Sie sangat mencintai suaminya. Ia berharap dan sangat menunggu suaminya mencintainya dengan tulus. Meskipun ia harus menerima kekerasan fisik dan verbal sekalipun Sie sie tetap mencintai suaminya. Sebegitu besar, suci, dan tulus cinta Sie sie. Ada yang berkata "cinta tak selamanya indah", namun setelah membaca novel Sepotong Hati yang Baru dengan akhir cerita yang bahagia. Sie sie akhirnya mendapatkan cinta suaminya di masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H