Uang memang bukan segalanya, namun segalanya butuh uang. Meski ada orang-orang yang tak terlalu terobsesi dengan uang, namun kita juga pasti pernah menemukan orang-orang yang tergila-gila dengan uang. Apapun ditempuh demi mendapatkan uang. Mulai dari yang halal, hingga yang tidak halal. Mulai dari bekerja dengan giat hingga mencetak uang palsu.
"Pemalsuan uang rupiah indonesia sangat kecil, apabila 1 juta lembar uang asli cuma ada tiga lembar uang palsu," peredaran uang palsu di indonesia terbilang kecil dibanding negara-negara lain.
"Apakah Bank indonesia melakukan kebijakan dalam mengatasinya"?, tentu ada, Bank Indonesia melakukan pencegahan penyebaran uang palsu di masyarakat dengan BI memiliki 11 ciri khas pengamanan dari 11 ciri khas tersebut yang bisa dilihat oleh masyarakat hanya "3D" (dilihat, diraba, dan diterawang).
Sementara Kepolisian terus menyelidiki dan menindak sindikat pembuat dan pengedar uang palsu yang meresahkan masyarakat. Menilik Data Bank Indonesia, pada kuartal I tahun 2016 saja, Bank Indonesia serta Polri telah mendapati 44 kasus penyebaran uang palsu. Meski demikian pada tahun 2017 kasus ini dapat ditekan secara signifikan. Lalu sebenarnya bagaimana dampak peredaran uang palsu tersebut terhadap perekonomian?
Selain merugikan masyarakat, peredaran uang palsu juga merugikan perekonomian suatu negara. Banyak sekali dampak buruk apabila uang palsu terus disebarluaskan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dampak negatif uang palsu dari segi perekonomian.
Sebenarnya apa dampak buruk uang palsu terhadap perekonomian?, "peredaran uang palsu dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan inflasi". Ini karena masyarakat mempercayai bahwa uang palsu tersebut merupakan uang asli, yang dapat dipergunakan untuk berbagai transaksi.
Akan berdampak buruk yang akan membuat uang yang beredar di masyarakat lebih banyak jumlahnya dari pada uang beredar yang diizinkan bank sentral. Masyarakat kemudian dapat membeli banyak barang dengan mudah karena banyaknya uang beredar.
Semakin berjalannya waktu, Masyarakat akan terus membeli barang sementara barang kebutuhan adalah barang yang jumlahnya terbatas. Maka seiring dengan meningkatnya demand, harga barang pun naik. Lambat laun hal ini akan memicu inflasi tak terkendali yang sangat berbahaya bagi perekonomian suatu negara.
Karena dengan adanya masyarakat yang membeli barang menggunakan uang palsu makan semakin banyak uang palsu yang beredar di masyarakat. Dapat mempengaruhi perkiraan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dan bila jumlahnya sangat banyak, dapat memberikan dampak buruk bagi perekonomian suatu daerah hingga perekonomian suatu negara.
Nah kita bisa membedakan uang yang palsu dengan uang yang asli. misalnya seperti berikut ini:
Yang pertama dilihat, dapat terlihat angka yang berubah warna yang tersembunyi pada uang pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000 dan Rp10.000 dan gambar tersembunyi berupa tulisan BI dan angka.
Yang kedua diraba, dapat dirasakan bagian kasar pada gambar utama, gambar lambang negara, angka nominal, huruf terbilang, frasa NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, dan tulisan BANK INDONESIA.
Yang ketiga diterawang, saat sudah melihat dan meraba kita bisa mengangkat uang ke arah cahaya dan jika kita bisa melihat gambar pahlawan, gambar ornamen, dan logo BI yang terlihat utuh, maka dipastikan uang tersebut asli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H