Lihat ke Halaman Asli

Diana Wardani

Sederhana

Bank Manis dan Renyah itu Bernama OCBC NISP

Diperbarui: 9 November 2018   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kemarin saya menulis tentang ketidak-mengertian saya di sini. Penolakan uang yang sampai detik ini belum saya pahami. Tapi saya juga tidak ingin terburu-buru memahaminya. Saya juga tidak berusaha untuk mencari tahu ke sana kemari tentang hal ini.

Apabila kemarin saya sempat bertanya bagaimana nasib uang kucel kumal dekil dan bau apek itu. Hari ini saya sudah menemukan jawabannya. Sebuah senyum merekah dan senda gurau mewarnai di antara kelegaan di hati. Uang kucel kumal dekil dan bau apek itu sudah menemukan takdirnya. Di sebuah bank berlogo dominan merah, uang itu berada untuk disetorkan ke pusat. Begitu kata teller di sana. Aha. Alangkah manis dan renyahnya bank ini.

Apabila kemarin saya menulis tentang ketidak-mengertian tentang sebuah pelayanan, maka hari ini saya mendapatkannya di sini; di Bank OCBC NISP!

Apa yang saya tulis kemarin bukan tentang kekecewaan. Namun perlu saya garis bawahi bahwa kemarin itu saya menulis tentang ketidak-mengertian saya. Kecewa hanya akan mengundang rasa benci. Sementara saya tidak mau menyimpan rasa benci. Karena saya hanya ingin menyimpankan uang hasil perasan keringat disertai dengan doa :) Namun memang kemarin itu belum sesuai harapan saja. Bayangan tentang sebuah bank di benak saya ternyata berbeda dengan kenyataan.

Itu kemarin. Hari ini berbeda dengan kemarin :)

Terima kasih Hana. Terima kasih Shanas. Terima kasih tim OCBC NISP. Jaya selalu sebagai bank pengayom rakyat :) Tak peduli kau milik siapa. Bagi saya siapa pun yang menghargai uang terbitan negara Indonesia, negara tercinta saya, sangat patut untuk diapresiasi. Wong kucelnya juga karena sebuah perjalanan panjang dari perekonomian. Tak perlu menghitung oleh siapa uang itu menjadi kucel kumal dekil dan bau apek. Kita berjuang bersama untuk senantiasa membiarkan uang-uang bagus beredar semaksimal mungkin. Minimal di tempat sekitar kita tinggal.

*Ketika kesejukan menjadi sebuah tulisan :)

Bagaikan melihat bunga bermekaran




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline