[caption id="attachment_244715" align="aligncenter" width="480" caption="Floating Market Lembang (FML)"][/caption] Jalan-jalan mengisi waktu libur nasional kemarin, sekitar hampir dua minggu yang lalu. Aku pergi bersama dengan lima orang temanku. Pasar Terapung Lembang (PTL) menjadi pilihan kami untuk dikunjungi. Kami penasaran saja, ada pasar terapung di Lembang Bandung. Tulisan ini tidak akan mengulas tentang keindahan Pasar Terapung Lembang. Namun di sini hanya akan ada beberapa catatan mengenai Pasar Terapung Lembang dan informasi lainnya. [caption id="attachment_244723" align="aligncenter" width="300" caption="Voucher (sepuluh ribu rupiah) dapat ditukarkan dengan minuman panas (asyik)"]
[/caption] Pasar Terapung Lembang Bandung, atau lebih dikenal dengan Floating Market Lembang – FML (terkadang aneh juga, mengapa tidak dinamakan dengan menggunakan Bahasa Sunda misalnya Pasar Cai atau menggunakan Bahasa Indonesia dengan nama Pasar Terapung, namun lebih condong menggunakan Bahasa Inggris: kebarat-baratan yang mungkin menjadi lebih ‘gaya’ dan ‘keren’ di telinga dan diucapkan. Namun biarkan pertanyaanku hanya menjadi monolog saja bagiku). Pasar Terapung Lembang ini mulai dibuka operasionalnya pada tanggal 19 Desember 2012, berlokasi di Jl. Grand Hotel 33E, Lembang – Bandung, yang mendaya gunakan sebuah danau (situ); Situ Umar. Mungkin karena masih terbilang baru, maka untuk para pengunjung yang baru pertama kali ke FML, akan sedikit bingung. Tidak adanya papan pemandu arah dari sejak awal mula masuk (kecuali arah keluar). Dari awal saat hendak memarkir kendaraan saja, hanya ada petunjuk dari tukang parkir yang sekadarnya, sementara kami (mungkin agak-agak loading lama) harus tengak-tengok mencari di mana gerbang masuknya, untuk menyesuaikan letak parkir mobil agar tidak kejauhan. Saran untuk FML, agar disediakan papan penunjuk arah yang menunjukkan fasilitas, resto, jam buka, dan wahana apa saja yang tersedia di Pasar Terapung Lembang ini. Kemudian seragam untuk para karyawan yang lebih menarik dan ceria, sehingga saat ada pengunjung yang memerlukan informasi, tidak tertukar dengan para pengunjung lainnya. Karena luasnya lahan dan banyaknya pengunjung membuat semua berbaur dan tidak bisa membedakannya lagi. Namun, keperluan para pengunjung untuk pelayanan di lapangan kemungkinan akan sedikit terkurangi, jika ada papan penunjuk arah. Informasi bagi yang ingin mengunjungi FML: - Buka pada hari biasa: Senin – Kamis pukul 09.00 – 17.00, namun tanpa ada fasilitas pasar terapung. Hanya ada resto, FO (factory outlet), dan wahana air: perahu, taman kelinci. - Buka pada akhir pekan: Hari Jumat – Minggu pukul 08.00 – 20.00. Namun untuk naik perahu, diperkirakan hanya sampai pukul 18.30 – 19.00. [caption id="attachment_244718" align="aligncenter" width="480" caption="Pasar terapung saat di seberang"]
[/caption] [caption id="attachment_244719" align="aligncenter" width="480" caption="Di atas perahu..."]
[/caption] [caption id="attachment_244720" align="aligncenter" width="480" caption="Salah satu resto di FML (penuh pengunjung)"]
[/caption] [caption id="attachment_244721" align="aligncenter" width="480" caption="Berlayar di antara luasnya danau"]
[/caption] Inilah, Floating Market Lembang menurut pendapatku, saat pertama kali mengunjunginya. *Foto-foto: Koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H