Lihat ke Halaman Asli

Diana Wardani

Sederhana

Cemburu Bukan Representasi Cinta

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1409651887311087172

[caption id="attachment_322029" align="aligncenter" width="300" caption="Aku menyebutnya sebagai bunga bintang"][/caption]

Bahwa tiap jiwa berasal dariNya. Semua baik. Tiada hal buruk. Kadang terpikirkan begini: Mengapa Ia menciptakan bumi seisinya lengkap dengan fitur-fitur berikut penyelenggaraan sempurna, kemudian satu hal paling indah adalah ternyata aku termasuk di dalam salah satu penyelenggaraan penciptaan sempurnaNya itu. Duh, hatur nuhun Gusti Nu Maha Suci.
Mungkinkah Tuhan menciptakan lengkap dengan penyelenggaraanNya bagi seluruh isi alam semesta ini dan khusus menciptakanku di dalamnya karena Dia adalah pengangguran?

O No!

Semua terjadi karena Cinta. Cahaya Cinta adalah Dia, Sang Awal Mula untuk seluruh ciptaanNya. Simbiosa mutualisma dan saling ketergantungan antarmakhluk Ia selenggarakan dengan sangat cantik. Hukum alam diciptakanNya dengan adil.
Siapa sanggup menolak Sang Cinta? Apabila Ia sudah berkehendak, siapa bisa mengingkariNya? Bahkan takdir pun tak bisa kita tolak!

Mencoba install kualitasNya di dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata cemburu itu bukanlah represent dari cinta. Apakah sifat cinta itu salah satunya terdapat rasa cemburu?

Tidak!

Cinta terdiri dari serat kesabaran, ketulusan, kejujuran, pengertian, kemurnian hati, kepedulian, kebijaksanaan, berserah diri, kasih unconditional, dan kerendahan hati. Tidak ada unsur cemburu, iri, dengki, dan hal-hal negatif lainnya.

Namun sebagai manusia biasa, tentu saja pernah merasakan cemburu. Cemburu bisa dialami oleh siapa saja, dalam konteks di sini terutama dialami oleh kita sebagai pasangan, entah itu menimpa kepada pasangan pria atau wanita. Termasuk aku. Cemburu bukanlah perasaan mendamaikan, menentramkan, dan menyamankan. Saat cemburu, hati panas dan pikiran pun kemrungsung. Tiada senyum manis menyemburat di bibir.

Beruntung apabila mempunyai pasangan dengan skill comprehensive tinggi pada problem and understanding. Ia tidak meninggalkan aku saat cemburu menyelimuti hati dan pikiran.

Dengan kesabaran utuh, Kangmas Matahariku menyadarkanku untuk memilih dua hal ketika aku cemburu: remove them or take responsibility of your mind. Sejenak, aku tercenung. Namun tanpa membuang waktu lama, tentu saja aku memilih untuk melakukan point kedua.

Efek dari pilihanku setelah jatuh bangun berkutat mendidik pikiranku. Bahwa aku harus senantiasa ingat dan waspada. Mendidik pikiran sendiri bukan perkara mudah, apalagi ditambah dengan harus mempertanggungjawabkan hasil dari pikiranku sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline