Lihat ke Halaman Asli

Winda Sasmito

Penikmat sastra

Hujan dan Doa

Diperbarui: 18 Oktober 2022   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Hujan/dok.pribadi

Hujan. Setiap ronanya adalah siluet yang terkadang membuat derai airmata tak kunjung berhenti. Ada wajah yang terhapus dalam derasnya hujan, bersama senja yang kian meredup.

Derap langkah sejenak berhenti. Menyaksikan jingga yang pergi melukiskan kembali sketsa alam yang syahdu. Membaur dalam nyanyian hujan, mencairkan bongkahan rasa di dinding yang paling beku.

Terkadang tangis, sesekali beradu pandang. Saling menguatkan. Saling menjaga.

Hujan selalu punya waktu, seperti cerita yang selalu punya alur, seperti bait yang hadir dengan pesan. Memeluk jiwa.

Hujan memang tak selalu bercerita pilu. Juga tak melulu berbicara sendu. 

Hadirnya memberi kehidupan dan pesan. Mengingatkan bahwa tak ada tempat yang lebih damai selain Sujud. Hujan dan doa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline