Lihat ke Halaman Asli

Winda Sasmito

Penikmat sastra

Sendal Jepit

Diperbarui: 17 Februari 2022   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sendal jepit/canva

Hai namaku Milea. Gadis Bandung tapi tenang, aku bukan pasangannya Dilan ya. Aku sekarang tinggal di Bogor, yang katanya terkenal dengan julukan kota hujan. Nah pas sekali berbicara hujan maka aku akan teringat dengan barang yang selalu aku bawa kemana pun selain payung. Rasanya aku tidak bisa lepas dari benda satu ini, coba tebak apa? Yap! Sendal jepit.

Aku selalu suka dengan sesuatu yang simpel. Dan menurutku sendal jepit itu sangat mewakili. Rasanya sangat nyaman saja jika menggunakannya. Mulai dari sendal jepit merk legendaris hingga yang sudah berlebel tetap pilihanku tak berubah, sendal jepit.

"Bun, ayo cepat nanti takut keburu hujan. Belum lagi kalau macet." Suamiku tiba-tiba sudah berdiri di sampingku yang masih sibuk masuk-masukin mainan si kecil ke dalam kotak mainan.

"Oh iya, Yah. Siap." Jawabku cepat.

"Dek, ayo kita berangkat." Aku memanggil adikku.

"Iya, Teh." Jawabnya.

Hari ini kami memang mau mengantar adik bungsuku ke bandara. Sebetulnya dia bisa sendiri, tetapi berhubung kami juga libur kerja jadi memutuskan untuk mengantarnya. Lagipula keberangkatan dia kali ini cukup jauh dan akan beberapa bulan.

Setelah berpamitan kepada ibu dan ayah, kami langsung berangkat. Sempat juga aku mengecup anakku yang memang sementara tidak diajak ke luar, karena khawatir pulangnya terlalu malam. 

"Semoga lancar semuanya." Ibu melambaikan tangannya.

Ah, tak ada yang lebih mengharukan memang saat melihat seorang ibu yang melepas kepergian anaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline