Lihat ke Halaman Asli

Windarsih

Penikmat Bumi Manusia

Puisi | Elegi Tanah Palestina

Diperbarui: 12 Mei 2019   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku minta maaf,

banyak waktu mata ini terpejam.

Aku begitu malu,

tak mengerti kabarmu saudaraku.

Aku sesungguhnya payah,

apatah jarak alasanku, basi memang.

Engkau boleh marah,

tetapi jangan menyerah, haram dan pantang.

Jika fajar tak selalu murni pengharapan

Ada banyak serangan buta dan siksaan

Jika terus mengejar tak henti melempar

Ada banyak remuk, air mata, serta pertumpahan

Langit tidak pernah cerah di situ

Setiap waktu bau darah menyerang saraf

Setiap waktu orang tak waras marah-marah

Tak ada waktu buat diam, pejuang

Runtuhan, asap, batu-batu terbang

Perkasanya tangan-tangan milik kalian

Biar kering, tersayat, setia berdiri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline