Lihat ke Halaman Asli

Winda Rahma Juwita

International Relations of Darussalam University

Negara Islam Modern yang Dicita-citakan Muhammad Iqbal

Diperbarui: 28 Oktober 2019   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Muhammad Iqbal di kalangan muslim bukanlah nama yang asing. Tokoh yang lahir di Sialkot, Punjab India ini dikenal sebagai seorang ulama sekaligus politikus besar yang mampu memadukan kemampuannya dalam pemikiran dan kepenyairiannya. Tidak heran jika Iqbal dijuluki sebagai pemikir-penyair atau sebaliknya penyair-pemikir. 

Sebagai seorang penyair Iqbal sudah menyumbangkan sejumlah karya puisinya yang mampu memadukan nilai-nilai filosofis, etika serta estetika dalam sebuah panduan yang indah. Sedangkan sebagai seorang pemikir, Iqbal telah menyumbangkan pemikiran filsafatnya yang sampai kini masih sulit dicari bandingannya di kalangan pemikir muslim abad 20 ini.

Muhammad Iqbal dalam karyanya yaitu "Political Thought in Islam", menjelaskan bahwa "Cita-cita politik Islam merupakan keinginan terbentuknya suatu bangsa yang lahir dari peleburan dari semua ras". adanya ikatan batin dari masyarakat ini timbul tidak hanyadari kesamaan etnis atau geografis, tetapi dari kesatuan cita-cita politik dan agama. 

Keanggotaan mengenai kewarganegaraannya didasarkan pada suatu "pernyataan kesatuan pendapat", yang berakhir bila kondisi ini sudah tidak berlaku lagi. Namun jika secara kewilayahan, pemerintahan Islam adalah transnasional, karena meliputi seluruh dunia. Walaupun upaya orang Arab dalam menegakkan suatu tatanan Pan Islam yang gagal melalui penaklukan pembentukannya, tetapi ini adalah cita-cita yang dapat dilaksanakan.

Kehidupan tentang komunitas-komunitas politik modern, sebagian besar memperoleh ekspresinya dalam lembaga-lembaga umum, hubungan Hukum dan Pemerintah, dan berbagai lingkungan sosiologis lainnya yang berkaitan satu sama lain. 

Muhammad Iqbal memberikan jawabannya mengenai keberatan-keberatan mereka akan kekhawatiran kehilangan kedaulatan negara seharusnya tidak terjadi, karena struktur negara Islam akan selalu ditetapkan bukan dengan kekutan fisik, namun daya kekuatan spiritual dari suatu cita-cita bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline