Lihat ke Halaman Asli

Hirarki Kebutuhan Maslow dan Implementasi dalam Pembelajaran

Diperbarui: 12 Desember 2022   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abraham Maslow seorang psikolog humanistik memperkenalkan teori motivasi yang terkenal dan memiliki pengaruh yang besar dalam perilaku manusia. Latar belakang pemikirannya adalah motivasi dalam diri mengarahkan tindakan manusia pada pencapaian tujuan tertentu.

Maslow membuat hirarki kebutuhan manusia dari tingkat dasar hingga tertinggi

  • Kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan biologi untuk kelangsungan hidup dan jika tidak terpenuhi maka tubuh manusia tidak berfungsi optimal, seperti kebutuhan makan, minum, pakaian.
  • Kebutuhan rasa aman meliputi perlindungan dari unsur hukum dan kebebasan rasa takut.
  • Kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki meliputi persahabatan, keintiman, kepercayaan, dan penerimaan. Menerima dan memberi kasih sayang menjadi bagian dalam satu kelompok.
  • Kebutuhan penghargaan meliputi harga diri, martabat, prestasi, keinginan untuk reputasi da rasa hormat.
  • Kebutuhan aktualisasi diri meliputi mewujudkan potensi pribadi, pemenuhan diri, mencari pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak.

Kebutuhan fisiologis, keamanan, rasa cinta dan penghargaan muncul karena kekurangan dan untuk menghindari perasaan atau konsekuensi yang tidak menyenangkan. Akan tetapi kebutuhan aktualisasi diri muncul dari keinginan untuk tumbuh sebagai pribadi.

Melalui teori hirarki kebutuhan Maslow ini, seorang guru dalam pembelajaran dapat memperhatikan setiap kebutuhan anak. Misalnya ketika seorang anak berperilaku agresif di kelas, guru perlu menggali penyebabnya. Anak tidak mendapat kasih sayang yang cukup dalam keluarga atau terdapat masalah dalam keluarganya mungkin menjadi penyebab muncul perilaku agresif.

Oleh karena itu melalui teori Maslow dalam pendidikan humanis ini, guru dapat menciptakan iklim belajar hangat, ramah, terbuka, dan penuh kasih sayang. Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif sehingga mendorong pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline