Beberapa hari yang lalu ada seorang teman menelfonku. Kita sebut saja dia si X. Kala itu si X bercerita kalau ia sulit melupakan perempuan yang ia cintai sekalipun perempuan itu lebih memilih laki-laki lain dibanding dirinya.. Sebagai orang yang sering mendengar cerita serupa dari teman-teman yang lain. Aku kembali teringat, aku juga pernah mengalami hal yang sama. Aku pernah ada diposisi ketika aku bersikeras menunggu dan menunggu berharap orang yang ku tunggu menyambut uluran tanganku tapi yang kudapat hanyalah tetesan air mata karena yang ditunggu malah terus berbalik dan menjauh pergi.. Sampai akhirnya aku menyerah. Aku menyerah bukan karena aku lelah tapi karena aku akhirnya sadar mungkin aku mencintai dengan cara yang salah. Mencintai seseorang memang bukanlah suatu kesalahan tapi hal tersebut bisa menjadi suatu kesalahan jika kita terus memaksakan. Memaksa hingga akhirnya tanpa kita sadari kita telah menyakiti diri kita sendiri. Lagipula siapa yang sanggup jika harus terus menerus cinta sendiri? 'Jika satu pintu kebahagiaan tertutup, maka ada pintu kebahagiaan lain yang dibukakan.'-Ajahn Brahmn Anggaplah orang yang kita tunggu adalah salah satu sumber kebahagiaan kita. Lalu mengapa kita terus terpaku pada pintu yang tertutup? Kenapa kita tidak berbalik dan memasuki pintu kebahagiaan yang terbuka? Simple kan? Tapi tidak semua orang berani dan siap memasuki pintu sumber kebahagiaan yang lain? Atau jangan-jangan sebenarnya kita sudah terlalu nyaman dengan zona pintu tertutup? Lepaskan dan Relakanlah.. Karena mungkin saja diluar sana ada sesosok orang yang lebih baik dan lebih mencintai serta menerima kita apa adanya.. Hanya saja kita terlalu terpaku pada pintu yang tertutup. BECAUSE LIFE IS TOO SHORT TO WAIT SOMEONE WHO NEVER LOVE US... P.s baca tulisan lainnya di mylifemylesson.blogspot.com.. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H