Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Lalu Berlalu..

Diperbarui: 21 Oktober 2019   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lalu, malam itu aku duduk bersama sepi..
Menatap langit yang berbintik..
Aku memandang kesendirian..
Mukanya masam, menggerutu tak tentu..
Saja, ia sempat beradu pandang denganku..
Lalu berpaling menatap ilalang yang bergoyang..
Ia tidak menangis, marah pun tidak..
Juga tidak bahagia..
Hanya sebingkai kehampaan yang dibuat-buat tersenyum..
Mengatakan pada dunia, bahwa dia baik-baik saja..
Benar, kesendirian yang ku maksud, bukan kau atau mereka..
Lalu, dia beranjak dari duduk lamanya..
Masih menatapi langit..
Langit yang sama..
Lalu dia menatapku lama, seolah itu tatapan terakhir..
Tidak ada kata-kata waktu itu, namun matanya mengatakan dengan jelas, salam perpisahan..
Dia pamit, berlalu, tanpa sekalipun menoleh kebelakang..
Membawa pergi rasa dan kenangan yang kemarin ia bagi bersamaku..
Meninggalkan kehampaan yang tidak dapat lagi ku kenang..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline