Lihat ke Halaman Asli

Cinta Butuh Kesadaran, Setuju?

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jika cinta bisa dilihat mungkin keindahannya melebihi  pelangi,

meski kadang cinta memberi luka, tangis dan air mata.

Namun, cinta tetaplah cinta yang menyimpan

arti kehidupan yang sebenarnya”.

Ketika seseorang  menyatakan bahwa dirinya sedang jatuh cinta, maka banyak hal yang akan dia usahakan dan yang menjadi awal dan inti adalah dia yang telah berhasil membuat orang tersebut jatuh cinta kepadanya..

Nah, dalam konteks pembahasan kita pada kali ini adalah dia yang jatuh cinta dan dia yang berhasil membuat seorang jatuh cinta kepadanya. Dengan sedikit kita mengacu pada teori kesadaran dan atensi.

Kesadaran (consciousness) adalah kesiagaan (awareness) seseorang terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungannya (seperti pemandangan , suara-suara dari lingkungan sekitarnya) serta peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan, dan sensasi-sensasi fisik. Sealnjutnya, Atensi adalah suatu pemusatan sumberdaya mental kepada hal-hal internal maupun eksternal (Solso, dkk, 2008).

Kembali kepada pernyataan yang ada diawal tadi, dimana seorang yang sedang jatuh cinta tentu dalam keadaan sadar untuk mencintai seseorang yang telah membuatnya jatuh cinta. Begitu pula seorang yang telah membuatnya jatuh cinta pasti didalam diri seorang tersebut memiliki suatu yang menjadi pusat perhatian, sebut saja seorang yang sedang jatuh cinta itu benama Diandra.

Diandra  jatuh cinta pada Indra (seorang yang membuatnya jatuh cinta) karena dalam diri Indra terdapat suatu yang menjadi pusat perhatian yang begitu menonjol, Kesadaran dan atensi tersebut saling mendukung satu dengan yang lainnya, dimana  tanpa kesadaran seorang tersebut tidak akan menemukan sebuah pemusatan dalam fikirannya, begitu juga sebaliknya dimana pusat perhatian tersebut menentukan seorang itu dalam keadaan sadar atau tidak.

Referensi :

-Solso, Robert L. dkk. 2008. Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline