Lihat ke Halaman Asli

Ketupat Masa Kecil

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

suara takbir yang indah....selalu membawa terbang ke masa kecil...saat hari raya selalu bermakna sederhana, sesederhana baju baru dari mama..
subuh Idul Fitri seperti hari ini, takbir dari corong masjid digaduhi oleh suara saling berebut kamar mandi, tak ingin terlambat utk sholat Id...
semua sibuk mencari sajadah dan koran untuk alas sholat di lapangan masjid, tidak lupa kantong kresek untuk menyimpan sandal nanti...
sambil mengira-ngira, siapa yang nanti bertamu ke rumah, berapa yang akan didapat dari salam tempel sanak saudara...
sesederhana itu Idul Fitri di masa kecil...seindah itu kenangan yang selalu terbawa sampai sekarang...
dulu Idul Fitri tak pernah direcoki dengan SMS lebaran atau HP yang low-bat, hari raya adalah saatnya bertemu muka...
kadang bertanya2, "siapa dia ya?" saat ada wajah asing hadir di ruang tamu, karena memang tak pernah bersua sebelumnya, Idul Fitri mempertemukan....
menyodorkan tangan semata karena disuruh oleh orang tua, sebagai tanda kepatutan berhari raya dan sopan santun yang belum dipahami maknanya kala itu...
duduk dengan tertib di ruang keluarga, memandang bertoples-toples kue yg dimasak sendiri dua hari sebelumnya, mencomot segenggam kacang bawang lalu duduk manis kembali...
televisi dalam keadaan mati, karena tak ada alasan untuk menontonnya hari itu...buat apa?
Idul Fitri dengan segala kegaduhannya di depan mata ini jauh lebih menarik utk dilihat...
kadang bertanya-tanya, kenapa para orang tua ini bertangis-tangisan? Apa yang ditangisi di hari yang bahagia ini?
Dengan suatu alasan yang tak bisa dijelaskan, air mata kadang ikut merebak, padahal tidak mengerti mengapa harus ikut menangis...
keharuan saat Idul Fitri selalu menular dengan cepat...bahkan kepada anak-anak yang tak paham seperti kami kala itu...
saat mereka, para orang tua, belum juga merasa cukup bertangis-tangisan, kemudian mereka akan tertawa terbahak2, entah apa yang bisa menjadi begitu lucu, setelah sesuatu yg begitu menyedihkan membuat mereka menangis tadinya...
lagi-lagi, kami hanya menonton dengan penuh minat, merekam dengan jelas ke dalam memory card dalam benak kami, ini kenangan Idul Fitri...
tak perlu lama untuk merasa bosan, itu takdir kami sebagai kanak-kanak...
si bayi mulai merengek, si batita mulai berlari-larian, si balita mulai mengacak-acak toples-toples kue...dan chaos pun menjelma...rumah hancur berantakan...
tapi karena ini Idul Fitri, tak ada orang tua yang akan memarahi..semua terlalu sibuk berbahagia hari ini...
satu yang paling ditunggu, tapi tunggu! makan ketupatnya dulu, dengan serundeng, rendang dan gulai sayur labu...awas baju barunya kotor! setelah itu, berbarislah yg tertib di depan orang-orang yang lebih tua...jeng jeng jeeeng...ini dia! yang selalu kami tunggu di hari raya!
kami memastikan kalau tak ada satu orang tua pun yang terlewat, kadang tante ini bisik-bisik, "sst, minta ke om itu, duitnya banyak!" hahaha...
kalau semua sudah memberi salam tempel, kami berlari keluar rumah, menghitung 'pendapatan' masing2...harusnya sih sama...
dengan saku baju baru yang sudah penuh terisi uang, kami hanya bisa menahan diri untuk tidak jajan, karena tak ada warung yg buka hari ini...
ide dari mama untuk ditabung melayang sudah...besok kalau warung sudah buka mau beli ini, itu dan anu...pokoknya harus!
sesederhana apapun itu, kenangan Idul Fitri tak akan pernah hilang dari ingatan...
toples isi kue, baju baru, suara tangis, suara tawa, gelas pecah, kuah gulai yg tumpah, saku penuh uang, bersalam-salaman dengan semua orang, lalu duduk kelelahan menunggu semua kembali seperti hari biasa lagi..
hanya hari ini, satu hari berlalu dengan kenangan yg indah, perut yg kenyang dan saku yang penuh uang...

Selamat Hari Raya Idul Fitri, saudara2ku...selamat mengukir satu lagi kenangan dari indahnya bersilaturahmi dan bermaaf-maafan, dengan siapa pun...
Semua terlalu indah utk dilalui hanya dengan menonton acara lawak di TV, mengutak-atik HP, bahkan OL di FB dan Twitter (seperti ini)...hahahaa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline