Lihat ke Halaman Asli

Winda Diyanti

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah jakarta

Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan

Diperbarui: 6 November 2024   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengertian Hereditas dan Lingkungan
Hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat dari induk kepada keturunannya melalui genetika. Sifat-sifat ini dikendalikan oleh substansi genetika yang disebut DNA(deoxyribonucleic acid) yang terkandung dalam gen-gen. Gen-gen ini berada di dalam
kromosom, yang terletak di dalam inti sel. Hereditas berperan dan berpengaruh lebih besar pada proses perkembangan seorang anak.

Berdasarkan pandangan hereditas, gen yang berasal dari karakteristik bawaan yang diwariskan (genotip) oleh orang tua dapat mempengaruhi karakteristik seorang individu. Gen tersebut kemudian akan terlihat sebagai karakteristik tertentu yang dapat diobservasi (fenotip). Oleh sebab itu, hereditas ialah pewarisan (pemindahan) biologis, berupa karakteristik individu dari pihak orang tua kepada anaknya. Secara sederhana, hereditas dapat diartikan sebagai pemindahan sifat dari generasi ke generasi melalui proses reproduksi.
Lingkungan adalah sebuah sistem yang kompleks dan saling mempengaruhi, mencakup semua aspek yang berhubungan dengan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan terbagi tiga yaitu (1) fisiologis, (2) psikologis, dan (3) sosio-kultural.

 Perbedaan Proses Perkembangan Seorang Anak Dalam Hereditas dan Lingkungan
Ada beberapa warisan hereditas yang dibawa oleh anak, di antaranya seperti:Bentuk tubuh dan warna kulit, Sifat, Kecerdasan, Bakat, Cacat Tubuh atau Penyakit. Perbedaan proses perkembangan secara hereditas dan lingkungan adalah hereditas berasal dari bawaan genetik lahiriah dari orang tua sedangkan lingkungan berasal dari tempat dimana anak tersebut bertumbuh kembang dari kecil higga dewasa. Hereditas dan Lingkungan memiliki perbedaan yang cukup jelas namun keduanya saling berhubungan dan memiliki sifat timbal balik satu sama lain dalam proses perkembangan seorang anak. Keduanya dapat mempengaruhi suatu proses perkembangan seorang anak apakah mempercepat, memperlambat, merusak atau meningkatkan kualitas perkembangan seorang anak.

Konsep Hereditas dan Lingkungan Dalam Proses Perkembangan Menurut John Locke Pada Teori Empirisme
John Locke merupakan seorang Filsuf asal Inggris yang mempelopori Teori Empirisme (1632-1704). Nama asli teori ini adalah "The school of British Empiricism" (teori empirismeInggris). Empirisme berasal dari perkataan "empiria" yang berarti pengalaman. John Locke berpendapat bahwa manusia ketika lahir ibarat kertas yang masih putih bersih, dan akan tumbuh dan berkembang, seorang anak sangat tergantung pengaruh dari luar yang datang. Jadi perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan, sedangkan pembawaan tidak ada pengaruhnya. Dasar yang dipakai aliran empirisme adalah bahwa bayi pada saat dilahirkan dalam keadaan putih bersih seperti kertas putih yang belum ditulisi, sehingga akan ditulisi apa tergantung pada penulisnya. Hal ini berarti baik dan buruknya anak tergantung pada baik dan buruknya pendidikan yang diterimanya.

 
Konsep Hereditas dan Lingkungan Dalam Proses Perkembangan Menurut William Louis Stern Pada Teori Konvergensi
William Stren menamakan teorinya dengan sebutan teori konvergensi, diambil dari bahasa Inggris yaitu convergency, artinya memuat dua hal menuju ke satu titik. Maksudnya adalah teori gabungan antara teori nativisme dengan teori empirisme. Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan sekitarnya. Karena bakat seseorang dapat
berkembang karena faktor lingkungan, sebaiknya para pendidik dapat menjadikan suasana lingkungan yang sesuai dan bermacam-macam, agar bakat seseorang dapat berkembang dengan baik. Menurut William Stern, hasil pendidikan itu dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan, seperti bertemunya dua garis menuju ke satu tujuan yang sama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline