Lihat ke Halaman Asli

windar deyuar

Ibu dari 3 orang anak

Tak Kenal, Maka Menyapa

Diperbarui: 9 Maret 2023   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Tak Kenal, Maka Menyapa

By. Windar Deyuar

"Berusahalah cerdas karena kecerdasan menunjukkan kepintaran"

Pagi tadi cuaca sedikit mendung. Tidak nampak matahari yang biasa menyapa kita selepas subuh. Udara yang lembab dan berembun, tetapi tidak turun titik-titik hujan, mampu menggerakkan semangat saya untuk segera beraktivitas. 

Dengan senandung riang dari recorder kereta kecil_Karimun Banjar, rodanya melaju pelan, tapi pasti menuju pusat impian seorang Pustakawan Ahli Muda yunior_label yang tersemat di dada sehingga masih sangat bersemangat melukis rencana dalam mengisi tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat_Pemustaka.

Sama seperti pagi-pagi kemaren_setiap sampai pintu utama kantor Dinas Perpustakaan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur gedung Juanda Samarinda, saya tidak langsung masuk ruangan. Setelah  merekam wajah pada mesin absensi elektronik_face record dan mengisi absen manual_tanda tangan basah, saya langsung merapat dengan teman di area Penitipan Barang Pengunjung dan Front Office_FO.

Saling menyapa_say-hello dan berbincang ringan tentang kabar pagi hari, saya langsung sigap memutar audio "SELAMAT PAGI" dari RAN Band yang memberi semangat kepada semua yang hadir pagi itu. Alunan nada energik dari suara merdu vokalis RAN, diharapkan mampu memompa booster api jiwa-raga_mental-fisik_rohani-jasmani para tuan rumah maupun tamu pertama yang berkunjung. 

Bagi saya, Perpustakaan sudah harus beralih pada mindset paradigma baru. Perpustakaan bukan lagi sebuah gedung yang hanya berisi buku-buku, diktat-diktat, makalah dan majalah segala genre baik dengan wajah hard file maupun soft file. Perpustakaan bukan pula hanya tempat orang membaca atau menulis rangkaian kata dan kalimat dari sebuah referensi. Namun, Perpustakaan zaman now harusnya berani tampil beda dengan segala fasilitas yang mendukung kebutuhan otak kiri dan kanan para penghuni serta pengunjungnya.  Bagaimana caranya? Salah satunya adalah melepas ketabuan mindset kita tentang audio yang diperdengarkan di Perpustakaan selama audio tersebut tidak mengandung unsur SARA, PORNOGRAFI, PARANOID DAN TRAUMATIK. 

How?  Putarlah irama merdu yang bersemangat, boleh genre Pop, Dangdut, Keroncong bahkan Rock dalam sajian Instrumen atau Akapela yang lembut asal tidak gaduh, keras dan bising.   Cara ini adalah bentuk usaha kita menyelaraskan kerja otak kiri dan kanan agar mendukung aktivitas dalam Perpustakaan.   Salah satu caranya adalah dengan mendengarkan irama_musik, alunan ayat suci dan suara-suara alam seperti kicau burung, gemericik air, desau angin, gesekkan dedaunan dan suara-suara riang anak kecil_manusia surga. 

Apa manfaatnya keseimbangan otak kiri dan kanan kita? Tentu saja sangat banyak faedahnya. Menurut ilmu Neorology_sumber Wikipedia, bahwa otak kiri dan kanan manusia mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berhubungan dengan Intelligent Question (IQ) sedangkan otak kanan berhubungan dengan Emotional Question (EQ).  Seseorang bisa dikatakan "CERDAS" atau "SMART' jika keseimbangan antara IQ dan EQ nya bisa terjaga dengan baik.

Fungsi apa saja yang berhubungan dengan Intelligent Question (IQ) adalah : verbal, bahasa, matematika, komputasi dan segala hal yang berhubungan dengan logika.  Sedangkan fungsi yang berhubungan dengan Emotional Question (EQ) adalah : seni_bermusik, menari, menyanyi, melukis, menulis, mengarang,  mengkhayal dan mengaktualisasikan perasaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline