Lihat ke Halaman Asli

Pengobatan atau Usada dalam Sastra Hindu dalam Menangani Cetik

Diperbarui: 26 Maret 2023   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orang Bali pada umumnya percaya akan sistem pengobatan yang masih tradisional. Untuk mencapai tujuan hidupnya, manusia harus sehat baik itu fisik dan mental. Dalam keadaan sakit, manusia tidak mungkin akan bisa mencapai tujuannya karena kondisi kesehatannya yang tidak seimbang. Manusia disebut sehat apabila semua sistema dan cairan tubuhnya dalam keadaan seimbang serta dapat berfungsi dengan baik. Setiap manusia yang lahir ke dunia, dibekali dengan pengetahuan untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya. 

Pada umunya manusia akan melakukan pengobatan tradisional yang mereka percayai bisa menyembuhkan penyakit yang diderita. Mereka juga percaya bahwa manusia akan bisa terhindar dari hal-hal yang dianggap buruk jika mereka senantiasa mampu menjaga dan menciptakan keseimbangan atau keharmonisan hubungan dengan alam, dengan manusia lain dan dengan Tuhan. 

Prinsip keharmonisan hubungan antara manusia dengan alam, dengan sesame manusia, dan dengan Tuhan dikenal dengan istilah Tri Hita Karana, yakni tiga penyebab kebahagiaan. 

Kosmologi orang Bali  yang menekankan pada prinsip keseimbangan dan keselarasan hubungan senantiasa dijadikan sebagai konsep dasar untuk mencegah dan menanggulangi berbagai hal hal dianggap buruk, seperti sakit, kecelakaan, kesengsaraan bahkan kematian.

Dalam konteks medis sistem Bali atau Usada, pengobatan untuk mengatasi penyakit yang menyerang tubuh manusia ini ada dalam beberapa kitab. Disini masyarakat Bali mempercayai pengobatan tradisional atau usada, dalam pengobatan sehari-hari. Kearifan local dalam pengobatan tradisional masing-masing daerah disebut dengan etnomedisin. 

Dokumentasi Ramuan Etnomedisin, yang mana salah satunya adalah ramuan usada milik masyarakat Bali sangat penting dilakukan untuk mencegah agar obat tradisional milik masyarakat Bali tidak diklaim atau dimanfaatkan secara illegal oleh bangsa lain di masa mendatang. 

Pada zaman modern ini, tanpa disadari bahwa alam telah menyediakan obat untuk meningkatkan Kesehatan, yang mana selanjutnya pengobatan tradisional ini digunakan untuk pencegahan, pengobatan, dan pemeliharaan Kesehatan melalui tanaman obat. 

Upacara atau ritual juga menjadi bagian dari metode pengobatan untuk menyembuhkan sakit, baik itu sakit yang bersifat medis maupun bersifat niskala, yang mana penyakit ini memiliki hubungan dengan adat dan sosial budaya masyarakat Hindu. 

Pengertian dari pengobatan tradisional menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan RI adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Masyarakat di Bali sangat percaya akan adanya cetik atau racun tradisional Bali. Hal ini telah menjadi momok yang menakutkan. Cetik ini telah banyak diketahui baik itu dari buku atau dari mulut ke mulut yang sampai sekarang masih menjadi perbincangan masyarakat Bali. 

Dari beberapa sumber, cetik ini tidak diketahui penyebab pastinya, ada yang mengatakan bahwa cetik adalah penyakit kiriman dari orang lain, ada yang mengatakan kalau cetik adalah penyakit yang dibawa oleh angin, dan bahkan jika ada orang yang sakit keras bisa disangkutkan dengan terkena cetik. Tanda -- tanda seorang tersebut terkena cetik dapat dilihat dari salah satu kukunya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline