Lihat ke Halaman Asli

Winda Ari Anggraini

A novice writer

Cadbury: Bukan Sekadar Pabrik Cokelat

Diperbarui: 27 Februari 2017   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Setelah sekian lama berdiam diri, hari ini saya memutuskan mengikuti acara Global Buddies, sebuah organisasi tempat berkumpulnya mahasiswa dari berbagai negara. Sebenarnya organisasi ini memiliki acara rutin tiap minggunya, namun karena bentrok dengan jadwal kuliah, saya baru bisa mengikuti salah satu kegiatannya hari ini, yakni mengunjungi pabrik coklat.

dokumentasi pribadi

Cadbury, sebuah merk coklat ternama buatan asli dari Birmingham, tepatnya di Bournville. Coklat ini terkeal sangat enak dan populer diantara merk lainnya. Saya pribadi merekomendasikan coklat ini, dengan beragam rasa dan bentuknya. Kami berkumpul di pelataran museum kampus jam 11 siang untuk kemudian bersama-sama naik bus menuju pabrik yang dimaksud. Sebelum berangkat, saya menemukan banyak teman baru yang sangat ramah dan suka mengobrol dari Rusia, Ukraina, dan British. Mereka bertiga adalah volunteer yang bertugas mengorganisir acara hari ini. Karena kegiatan ini adalah bagian dari tempat mencari teman, maka selain mengunjungi dan mengeksplorasi Cadbury, kami juga diberi tugas untuk mengenal sebanyak mungkin dari mahasiswa yang datang. Meski kebanyakan mahasiswa yang hadir adalah postgraduate, panitia nya sendiri adalah anak-anak undergraduate.

Sesampai disana, kami langsung menuju entrance untuk Main Exhibition Tour. Jadi ada beberapa pilihan tur yang ditawarkan tergantung jenis tiket yang dibeli. Karena kami datang dalam jumlah besar, maka tiket yang dibayarkan pun jauh lebih murah. Jika pada dasarnya 1 adult harus bayar sekitar 12-16 pounds, dengan datang keroyokan kami hanya membayar 9 pounds, itu pun sudah termasuk ongkos bus dan beragam coklat gratis yang didapat pada saat masuk. 

dokumentasi pribadi

Main exhibition tour dimulai dengan sebuah ruangan temaram, dengan musik ala suku aztec. Sesuai namanya zona ini disebut dengan Aztec Jungle untuk mengenalkan asal mula tanaman coklat. Selain temaram, disini benar-benar seperti hutan pedalaman dengan berbagai fitur yang mendukung, seperti ukiran-ukiran suku Aztec, danau, patung, dan juga pohon-pohon coklat. Sebagai penduduk negara tropis, saya sebenarnya biasa saja melihat pohon coklat yang bisa ditemukan di belakang rumah, tanaman ayah saya. 

Namun uniknya beberapa teman saya, sempat terkesima, yang membuat saya tersenyum sendiri. Kemudian kami menyusuri lorong gelap, menuju ruang lainnya yang didesain berbeda, Journey to Europe. Dimana diceritakan perjalanan coklat hingga sampai ke Eropa. Selain setting ala Eropa yang kental, ada juga dua tour guide yang berpakaian ala Victoria zaman dahulu kala menjelaskan proses perjalanan coklat hingga menuju Bull Street. 

Kemudian kami disuguhkan dialog antara Bapak Cadbury yang tiba-tiba muncul (tentu saja dalam bentuk gambar bergerak atau hologram kah?) dengan anak-anaknya tentang bagaimana awalnya ide mengolah coklat ini muncul diruangan Cadbury Story. Tidak sampai disitu, dijelaskan pula pabrik yang awalnya berada di tengah kota kemudian dipindahkan di satu kawasan desa yang sekarang dikenal bernama Bournville.

dokumentasi pribadi

JIka awalnya pembuatan coklat ini benar-benar mempekerjakan buruhnya dengan seadanya, hingga menimbulkan beragam masalah sosial, ide untuk memakmurkan pekerja muncul. HIngga timbulah beragam fasilitas untuk pekerja, pemukiman, gereja, pusat olahraga dan lainnya. Semua kebutuhan diakomodasi demi keberlangsungan perusahaan sekaligus kesejahteraan para pekerja. 

Cerita kemudian dilanjutkan diruangan lainnya bernama Making Chocolate Story, dimana disajikan sebuah video dari awalnya coklat ditanam di Ghana, dirawat untuk memperoleh kualitas nomor satu lalu dibawa ke UK. Penjelasan juga disertai dengan suara-suara yang menandakan kami sedang berada di pabrik sungguhan, tidak lupa kursi yang berguncang saat coklat dimasukkan kedalam mesin tertentu.

Setelah melewati Manufacturing dan Packaging yang hanya boleh dilihat, kami masuk ke dunia Cadabra. Disini, kami diminta naik kereta-keretaan yang akan membawa berkeliling ke dunia coklat. Sepanjang perjalanan, saya merasa dibawa masuk ke dunia dongeng dengan berbagai jenis coklat yang bisa bicara. Tentu saja semua adalah kombinasi animasi dan permainan warna yang sangat indah. Saya mengerti kenapa ada banyak orang tua membawa anak-anaknya kemari. It's totally fun

p-20170226-122355-58b33390107f61d514ae02cb.jpg

Setelah turun, kami melanjutkan perjalanan ke Chocolate Making dimana dipertunjukkan pembuatan coklat didalam ruang kaca. Saya terkagum-kagum melihat bagaimana coklat dibentuk dengan sangat hati-hati menggunakan tangan dan cetakan menjadi sepatu, bola, telur, teko, dan coklat besar bertuliskan pernikahan seseorang. Disini khusus untuk coklat handmade diproses. Oh ya, lagi-lagi kami disuguhkan coklat gratis dengan dua pilihan, terserah ingin mengambil fudge, crunch, marshmallow, dan lain-lain. 

Saya lupa menyebutkan bahwa sebelum ini, kami juga diberi coklat bungkusan, dua hingga tiga macam rasa. Kami melewati Advertising Avenue menghadirkan iklan-iklan Cadbury dari zaman dulu hingga sekarang sekaligus maskot-maskot coklat yang ditemukan sepanjang sejarah. Menariknya pabrik ini sudah berdiri ratusan tahun lamanya dengan terus meningkat kualitas produknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline