Lihat ke Halaman Asli

Winda OktaviaWulandari

Mahasiswa PPKn Universitas Pamulang

Kendala Sekolah Pelosok di Masa Pandemi Covid-19 dan Upaya Mengubah Tantangannya

Diperbarui: 31 Mei 2021   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Oleh : Winda Oktavia Wulandari

Semester : VI (Enam)

Dosen Pengampu : Nurdiyana, S.Pd., M.H

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Pamulang

Setelah adanya wabah Covid-19 dibelahan bumi termasuk di Indonesia. Sudah satu tahun berlalu virus ini masih ada. Masyarakat harus beradaptasi dengan kebiasaan baru seperti yang dikeluarkan kebijakan pemerintah yaitu untuk menerapkan 3M dan 3T . Protokol kesehatan 3M ditujukan untuk masyarakat, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Sedangkan untuk 3T, Testing, Tracking dan Treatment ditujukan untuk aktivitas kegiatan pemerintah.

Akibat dari dampak Virus Corona ini, dunia pendidikan mengalami perubahan. Pembelajaran tatap muka antara guru dan murid digantikan dengan pembelajaran daring (online). Hal ini berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, maka pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus dilakukan secara daring atau jarak jauh dengan bantuan tekhnologi.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Aplikasi yang dapat digunakan seperti Google Classroom, Zoom Us, Google Meet, WhatsApp dan lain sebagainya yang membutuhkan jaringan internet yang kuat, karena tanpa internet pembelajaran daring tidak bisa berjalan dengan baik. Hal ini cukup mudah bagi siswa siswi yang tinggal di perkotaan. Namun, lain halnya dengan mereka yang berada dipelosok desa. Pembelajaran daring menjadi salah satu kendala karena keterbatasan tekhnologi sehingga membuat pembelajaran menjadi tidak efektif dan yang paling utama pembelajaran daring menjadi tantangan baru bagi seorang pendidik untuk bisa beradapatasi dengan tekhnologi. Pendidik dituntut harus lebih kreatif agar suatu pembelajaran tetap efektif dan berjalan dengan baik.

Salah satu sekolah Negeri yang berlokasi di daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengungkapkan  mengalami kendala dan hambatan yang dihadapi para siswa dan guru. Sekolah ini cukup memprihatinkan karena hanya teridiri dari 15 orang siswa yang menepati 3 ruang kelas dan hanya didukung oleh 3 orang pengajar termasuk kepala sekolah dan guru, kurangnya fasilitas sarana dan prasarana.  

Hambatan pembelajaran pada masa pandemic ini antara lain terbatasnya sarana komunikasi seperti gadget, tidak semua siswa memilikinya karena keterbatasan ekonomi, minimnya akses internet, siswa yang belum bisa menggunakan tekhnologi, keterbatasan sumber belajar dan kurangnya guru dalam adaptasi tekhnologi. Dengan keterbatasan ini, sekolah tersebut terpaksa harus melaksanakan pembelajaran luring/tatap muka dengan disiplin mematuhi protocol kesehatan agar memutus rantai virus covid-19 walaupun hanya dengan mencuci tangan. Selain itu permasalahan orang tua yang tidak bisa mendampingi anaknya sekolah online/daring.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline