Lihat ke Halaman Asli

Melatih Kesabaran

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita saat ini hidup dalam sebuah budaya instant. Mulai dari makanan hingga keberhasilan atau kesuksesan, kita inginkan yang instant. Kesabaran bukan hanya berbicara tentang menunggu tetapi lebih berfokus kepada sikap kita. Suka atau tidak, kita harus mengakui bahwa hidup merupakan periode menunggu.

Perjuangan Regina yang sabar untuk memperoleh kemenangan sebagai sang Indonesian Idol 2012 adalah contoh yang nyata. Regina gagal mengikuti Indonesian Idol sampai 6 kali, tetapi dia tidak putus asa, berjuang terus sampai akhornya dia berhasil menggapai cita-citanya.

Setiap tempaan dan pembentukan terhadap besi akan meningkatkan nilai jualnya. Lebih banyak di tempa, dipukul, dibakar, maka nilainya semakin tinggi. Demikian juga dengan manusia. Jika Anda mengalami banyak pembentukan, tempaan, dan ujian, maka karakter yang gigih yang ada di dalam diri akan semakin terbentuk.

Apa yang terjadi kalau misalnya waktu itu Regina menyerah pada saat dia gagal pada seleksi Indonesian Idol yang ke 2 atau ke 3 atau bahkan yang ke 6 ketika dia masih gagal. Pasti Regina tidak akan pernah mengalami kesuksesan seperti saat ini sebagai pemenang Indonesian Idol 2012. Jadi bagaimana mungkin kita tidak mau belajar bersabar?

Seorang pemenang selalu melihat sebuah jawaban di setiap masalah, sedangkan seorang pecundang melihat sebuah masalah di setiap jawaban. Keberhasilan Regina di Indonesian Idol adalah jawaban atas kesabaran dan perjuangannya.

Ingatlah bahwa Anda tidak perlu menjalani kehidupan ini dengan tergesa-gesa, jalani prosesnya dan biarkan ketekunan itu memperoleh buah yang matang. Semoga kegigihan Regina memberi contoh dan inspirasi bagi kita semua yang harus terus berjuang untuk memenangkan kehidupan ini dan bertahan sampai akhir.

Kesabaran adalah pohon yang pahit tetapi menghasilkan buah yang manis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline