Lihat ke Halaman Asli

Menuruti Semua Kehendak Anak

Diperbarui: 29 Agustus 2024   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Rasa kecintaan orang tua kepada anak tidak akan bisa dibandingkan dengan apapun. Ketika seorang anak sudah mengajukan permintaan orang tua akan sekuat tenaga untuk mengabulkan permintaan anak. Tidak jarang permintaan tersebut tidak dan belum sepantasnya dikabulkan bisa karena permintaannya belum tepat untuk usianya. Dan kadang permintaannya membawa dia kepada kemudharatan.

Kasih sayang lebih cendrung di perlihatkan dengan semua pemenuhan apapun yang diinginkan anak. Banyak orang tua yang berfikir tugas orang tua adalah memenuhi semua kemauan anak. Kalau bukan orang tua siapa lagi? Orang tua mencari nafkah banting tulang uuntuk memenuhi kebutuhan anak.

Anak yang keinginannya  selalu kita ikuti akan berdampak kepada perkembangan mentalnya. Salah satunya akan menjadikan seorang anak memiliki sifat temperamen dan mudah tantrum. Tidak bisa kita pungkiri didalam kehidupan ini tidak semua keinginan bisa terpenuhi karena apapun yang terjadi di dunia ini semata-mata hanya karena Allah. Tidak ada seorangpun yang akan mengetahui apa yang akan terjadi pada dirinya pada kemudian hari.

Seorang anak yang selalu dikabulkan semua keiginannya akan gagal memahami hal tersebut. Karena dari kecil apapun yang dia inginkan itulah yang terjadi. Dia tidak pernah mendapat kecewaan. Kalu seandainya dia tidak mendapatkan apapun yang diingikan maka dia akan menangis dan mengancam orang tuanya.

Pada masa awal perkembangan anak mereka akan mengalami yang namanya tantrum. Tantrum bisa saj terjadi ketika kita sebagai orang tua tidak bisa memhami apa yang diinginkan oleh anak. Sehingga anak merasa frustasi karena apa yang ingin disampaikan tidak dipahami oleh orang tua. Akibatnya sianak akan cenderung marah yang akan diluapkan dengan menangis atau menghancurkan benda-benda yanga ada disekitar mereka.

Ketika pada tahap ini orang tua tidak bisa mengendalikan dan memahami kondisi anak maka sampai dewasapun sianak tidak akan bisa mengendalikan emosinya dan tidak akan terbiasa berkomunikasi dengan baik. Tidak jarang kondisi ini dijadiakn anak sebagai senjata menghadapi orang tua agar memenuhi apa yang mereka inginkan. Ketika orang tua tidak memenuhi keibgian anak, anak akan menjadikan tangisan dan kelakuan temperamen untuk meluluhkan hati orang tua. Dan tidak sedikit orang tua yang melupakan komitmennya ketika anak sudah mulai menangis dan temperamen.

Ketika orang tua tidak disiplin dengan prinsip yang sudah dia bangun maka anak akan menjadikan orang tua bulan bulanan. Percayalah apapun yang menjadi target orang tua terhadap anak tidak akan pernah terwujud. Karena orang tua memiliki hati yang lemah dalam menegakkan komitmen yang sudah dibangun dari awal. Percaya atau tidak anak akan belajar dari apa yang sudah kita lakukan.

Tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya tetapi adakalanya kita sebagai orang tua harus tega kepada anak. Karena dalam pendidikan harus ada yang namanya ketegasan dan  dan mengabaikann rasa belas asih untuk sesaat. Demi kebaikan anak dimasa yang akan datang. Seperti pepatah minang " Sayang ka anak di lacuik, sayang ka kampuang ditinggaan" ( Sayang ke anak dipukul sayang ke kampung ditinggalkan). Maknanya adalah kalau memang pukulan itu membuat anak jera maka lakukanlah dengan cara tidak menyakiti. Kalau kita sayang ke kampung halaman harus kita tinggalkan untuk mencari pengalaman demi  membangun kampung halaman dikemudian hari.

Jadi sangat perlu menjadi orang tua yang tega? Jawabannya adalah ya. Sebagai contoh banyak orang tua yang tidak tega membangunkan anak pagi hari untuk melaksanakan shalat subuh yang mengakibatkan sampai dewasa pun anak tidak terbiasa melaksanakan shalat subuh. Ada orang tua yang tidak tega melihat anaknya menahan lapar ketika berpuasa pada bulan ramadhan  yang mengakibatkan anak tidak terbiasa untuk berpuasa. Banyak contoh lain yang memperlihatkan bagaimana rasa sayang orang tua menjerumuskan anak dimasa yang akan datang.

Mudah-mudahan sebagai orang tua kita tidak salah mengartikan kasih sayang kepada anak. Jangan sampai kasih sayang kita mengakibatkan kegagalan anak di masa yang akan datang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline