Lihat ke Halaman Asli

Win Ruhdi Bathin

Petani kopi

Tangisan Kopi Gayo

Diperbarui: 2 Desember 2022   03:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bang Zaini Wen, ditengah kebun kopinya bersama para mahasiswa. Foto koleksi pribadi.wrb.

Sebuku Kopi Gayo.

Sebuku bermakna Tangisan menyayat hati. Biasanya, Sebuku dari seorang ibu terjadi saat anak gadisnya menikah. Atau suaminya meninggal dunia.

Dalam Sebuku, kesedihan diurai dalam rangkaian kata kata disertai tangisan. Setiap kata yang terucap membuat siapapun yang mendengar Sebuku, bisa menangis. Kisah sedih dalam tangis.

Lantas kenapa Kopi Gayo bersebuku?

...

Telepon berdering. Sebuah panggilan datang dari Bang Zaini Wen. Pakar kopi Gayo yang kini sedang dimintai keahliannya untuk sebuah proyek penanaman kopi seputar Danau Toba.

Penanaman kopi di areal Danau Toba untuk lahan 200 hektar. Di tahap awal. Selama beberapa hari di sana, Bang Zaini melakukan survei. Mengenali lingkungan ekosistim seputar Danau.

"Kapan Abang pulang. Kemarin masih di Danau Toba", kataku. Kamipun mengobrol di WRB Cafe Shop, di tengah Kota Takengon.

Di dataran tinggi Gayo Bang Zaini dikenal sebagai praktisi kopi. Kepakarannya soal kopi Gayo terasah karena pengalaman langsung.

Di lahan kebunnya di Blang Gele Kecamatan Bebesen,yang juga rumah kediamannya. Bang Zaini melakukan riset dan penelitian ilmiah . Bersama para pelajar dan mahasiswa . Dari antero Aceh dan Sumatra.

Selain di Gayo, bang Zaini juga sering dimintai keahliannya untuk pengembangan kopi di Sumatra Utara. Seperti sentra kopi di Tanah Karo dan kawasan khusus seputar Danau Toba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline