Cerutu Pak Guru Rambah Mancanegara
Cerutu buatan pak guru Sri Waluyo, penduduk Paya Tumpi Baru, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, mengalir jauh.
Bukan saja di dalam negeri. Tapi sudah merambah Korea, Malaysia dan Thailand.
Cuan dari cerutu Ini tidak main- main. Puluhan juta rupiah sekali transaksi. Apalagi cerutu dari tembakau Gayo Ini telah resmi dilapisi cukai .
Cukai yang wajib dibayar juga tidaklah kecil. Tergantung harga cerutu. Cukai tersebut nilai dari seribu rupiah lebih perbatang nya. Hingga Rp. 11.000,-.
Pak guru Sri Waluyo adalah seorang Kepala Sekolah STM Negeri di Takengon. Guru kreatif yang tidak bisa Diam Ini, selalu dipenuhi ide ide kreatif yang bisa hasilkan rupiah.
Berbagai jenis usaha pernah dilakoni Waluyo. Sepulangnya mengajar. Berkebun kopi, tembakau, penggilingan bakso, roasting dan beberapa lainnya.
Seperti membuat cerutu, yang kini lebih ditekuninya. Dengan merek SWY Gayo Cigar. Pembuatan cerutu bermula, ketika Waluyo menjual daun tembakaunya.
Harga jual daun tembakau, hanya dihargai Rp.1000 perkilo. Waluyo berontak. Modal menanam tembakau, tak sebanding harga jual.
Kenapa tidak mencoba membuat cerutu, begitu pikirnya. Mulailah Waluyo mencarri referensi, jurnal ilmiah hingga menonton video pembuatan cerutu di Amerika Latin, seperti Kuba , yang terkenal dengan Cerutu Kuba.
Merasa sudah memiliki bekal, sejak Dua tahun lalu, Waluyo mulai produksi cerutu. Sementara tembakaunya tidak pernah kurang, karena ditanamnya sendiri .