Mereka yang Membuat Ikon Kopi Gayo
puluhan anggota DPRK dan bupati Aceh Tengah sudah berganti ayun. Tentu saja mereka orang hebat. Katanya sih orang pilihan. Katanya lho.
Orator ulung (bukan ulung lipah) , konseptor. Janjitor ( pandai berjanji. Tak harus ditepati). Belum tentu suka makan ketor (Luttawar food).
Dan tor tor lainya. Semuanya diatas kertas. Kertas putih lagi. Karena kalau kertas hitam, ngak terbaca.
Namun, hingga kini jajal ( hurup aslinya G, maksudnya gagal). Belum mampu membuat satu ikon kopi pun.
Kenapa harus ikon kopi?. Kasi tau ngak ya?. Begini. Kopi adalah napas ekonomi penduduk pegunungan ini.
Dari dan dengan kopi, dengan ijin Allah. Warga Koding ini menumpukan keuangannya untuk hidup.Dari kopi, untuk asapi dapurnya. Beli beras, sandang panganlah. Sampai untuk menyekolahkan anaknya.
Beli mobil, buat rumah, nikah hingga naik haji, menyempurnakan Islamnya. Bahkan hasil kopi beli kebun kopi lagi.
Kopi sumber utama uang untuk bertransaksi dan menyambung napas.
Bagi pemerintah daerah, yang berjanji dan bersumpah atas nama petani kopi , lebih hebat lagi.
Pemda, mengambil uang resmi dari kopi rakyat. Caranya, biar sah, eh legal, diberi nama retribusi.