Lihat ke Halaman Asli

Win Ruhdi Bathin

Petani kopi

Zaini Tak Bermimpi

Diperbarui: 13 Agustus 2020   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebun Kopi Zaini. Sumber Foto: Fb Zaini Wen

Zaini tidak sedang bermimpi. Tapi sadar sepenuhnya. Bahwa meningkatkan produksi kopi petani tradisional di gayo itu mungkin dilakukan. Potensinya bisa mencapai 4 ton. Nah lho.

Kenapa Zaini yakin?, karena Zaini adalah petani. Bukan politisi yang suka membual . Atau birokrat yang mahir orasi.Zaini petani tulen bergelar S3 (Syukur Selesai SMA). Menjadi petani di Merah Mege Atu Lintang Aceh Tengah dilakoni Zaini sepenuh hati.

di kebun kopi itu, Zaini ingin sejahtera. Seperti cita -cita umumnya rakyat Indonesia. Untuk semua itu, Zaini menggunakan semua potensi pengetahuannya. Membuka lahan sebanyak empat hektar. Dan Zaini membuktikan kepada dirinya, bahwa hasil kopi perhektar bisa capai 1.5 ton lebih.

Zaini terus menguji berbagai perlakuan olah tanah, pangkas kopi, naungan hingga penggunaan pupuk organik. Dan hasilpun terus meningkat.

Zaini tentu tak ingin sejahtera sendiri. Ratusan ribu penduduk Aceh Tengah dan Bener Meriah serta sebagian Gayo Lues, sangat menggantungkan hidupnya dari hasil panen kopi. Tapi produksi hanya 700 kilogram perhektar pertahun.

Dengan produksi 700 kilogram dikalikan harga jual kopi asalan dengan estimasi harga Rp. 50 ribu. Didapat hasil Rp.35 juta/tahun. Dibagi dua belas bulan , didapat hasil perbulan Rp. 2.9 juta. Dengan uang 2.9 juta, petani menggantungkan semua kebutuhan hidupnya disana. Ini berarti petani kopi masih belum sejahtera. Masih hidup susah.

Untuk itulah, Zaini menawarkan konsepnya. Sejahtera bersama. Dengan membuat kebun percontohan. Di 14 Kecamatan Aceh Tengah, dibuat kebun kebun percontohan. Disana petani bisa berinteraksi dan melihat langsung bagaimana bertani secara modern dengan hasil maksimal. Zaini ingin sumber daya manusia petani kopi dirubah.

Pengetahuan petani kopi gayo selama ini dinilai sangat tradisional. Sehingga hasil kopinya rendah secara produksi. Itulah yang harus dirubah. Ditingkatkan. Petani kopi bisa mencontoh langsung tehnisnya di kebun percontohan. Tawaran Zaini sangat mungkin dilakukan. Konsepnya jelas.

Persoalannya adalah , beranikah Pemda mengakomodir ide brilian ini sebagai upaya mensejahterakan petani. Pemda mulai berpikir visioner. Secara bertahap memulai upaya peningkatan pengetahuan petani bertani kopi. Apalagi Pemda Aceh Tengah memiliki kucuran dana satu trilyun lebih setiap tahun.

Pemda mulai mengalokasikan dana untuk memulai program ini. Atau mungkin bukan program ini. Ada program lain yang lebih jelas dan ilmiah bisa dilakukan . Tentu saja sangat diapresiasi petani. Karena dari tahun ke tahun produksi petani tidak naik secara signifikan.

Bagi Zaini, jika produksi kopi petani naik. Berarti, petani sejahtera. Maka semua program pemerintah, seperti pelaksanaan Syariat Islam akan sempurna dilakukan. Semoga keresahan Zaini bisa terjawab dengan aksi nyata Pemda. Karena kalau hanya berpikir pribadi. Zaini dengan hasil kebunnya sudah cukup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline