Lihat ke Halaman Asli

Win Ruhdi Bathin

Petani kopi

Kopi Gayo di Tangan Generasi Milenial

Diperbarui: 23 Oktober 2017   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misi, Hendrika Fauzi dan Ariza Saputra, tiga anak petani kopi yang tergabung dalam Ara Kopi Gayo. Mereka sepakat mengelola kopi Gayo dari hulu hingga hilir ( foto : Ara Kopi Gayo)

Aku sengaja datang ke sana di hari Minggu (15/10/2017). Rumah ditepi jalan itu  harum  aroma kopi. Aroma terapi kopi yang mengundang selera untuk segera ingin meneguk air hitam pahit yang menjadi candu. Si hitam yang dirindukan .

Setelah mengucap salam , tak ada orang diruang tamu yang tidak bersofa. Di sana hanya berisi tumpukan silih tempat menjemur kopi.

Sebuah tempat  bagian kiri  ruang tamu, pintunya terbuka. Aroma kopi yang dibakar api langsung semerbak memenuhi hidung.

Di sana , dua pemuda lajang sedang serius. Satu orang Hendrika Fauzi, sedang memelototi komputernya. Suara musik, Kitaro, mengalir lembut. Kitaro seolah membawa terbang ke  alam raya.

Sementara seorang temanya, menghadap sebuah alat memasak biji kopi.Mesin penyangrai kopi ini biasanya dipawangi Mizi. "Mizi pergi ke kebun di Toa", jelas Hendrika.

Mesin sele berkapasitas tiga kilogram.

Didominasi warna hitam. Mesin roasting ini sedang bekerja memutar drum stainless yang dibakar api dari gas tiga kilogram. Mesin roasting tersebut diberi label Uncle John.

Mesin Gongseng kopi modern , sejak tahun 2006, mulai menjadi "mainan" baru warga pegunungan di tengah Aceh ini. Kabupaten Kopi, Takengen dan Redelong. Di dua kabupaten kopi ini, halaman rumah warga, dipenuhi tanaman kopi arabica.

Kami bertiga salaman seraya melempar senyum. Ruangan berukuran 3 x 5 meter ini dipenuhi berbagai barang yang berhubungan dengan kopi.

Ara Kopi Gayo, kopi Gayo diolah anak petani kopi (foto : Ara Kopi Gayo)

Greenbeans, roasted Beans dalam toples kaca , continuous Sealer, grinder, bubuk kopi dikemas alufo, manual brew , Espresso machine buatan China hingga catatan roasting dan berbagai sertifikat.

Penghuni rumah di Paya Tumpi 1 ini ada tiga sekawan. Mereka semua dari satu almamater, Universitas Gajah Putih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline