[caption id="attachment_316379" align="aligncenter" width="300" caption="Massa PA membakar sebuah bangunan Puskud di Bener Meriah (Sumber Foto: Internet)"][/caption]
Dua hari belakangan (18 dan 19/3,2014) , Takengen Aceh Tengah, diwarnai aksi bar-bar. Seolah hukum tidak ada , apalagi ditegakkan . Masyarakat menjadi resah, takut dan mengelus dada.
Terbayang kejamnya konplik Aceh yang menghanguskan harta dan menyiksa raga dan menghilangkan nyawa.Trauma konplik. Wajah penduduk menjadi kecut dan panic.
Pasalnya, sepele saja, ucapan menyindir yang keluar dari seorang yang bernama, Said Muslim saat kampanye Partai Aceh di Kampung Asir-Asir, Kecamatan Luttawar.
Said Muslim dalam pernyataannya dinilai menyudutkan perjuangan pemekaran Provinsi ALA.
Benar saja, pernyataan Said Muslim disambut kemarahan dari mereka yang disebut “Pejuang ALA”. Dibelakang perjuangan mendirikan provinsi baru di Aceh yang disebut ALA, ada beberapa organisasi massa, seperti Pembela Tanah Air (PETA) dan Laskar Merah Putih (LMP).
Kedua organisasi massa ini, pada malam harinya (18/3) setelah kampanye Partai Aceh, Kota Takengen. melakukan pengrusakan di sekretariat PA Aceh Tengah di Simpang Wariji Takengon, melakukan pengrusakan terhadap kenderaan roda empat seorang kader PA yang melintas di jalan Lebe Kader yang berlanjut dengan pengrusakan atribut kampanye PA di seputaran kota Takengon.
Hebatnya, lokasi kejadian malam itu, tak jauh dari Mako Polres Aceh Tengah dan Mako Kodim 0106 Aceh Tengah, tapi aksi anarkis tersebut bisa berlangsung sehingga pada keesokan harinya, terjadi pembalasan.
Pembalasan pada keesokan harinya dilakukan oleh puluhan anggota Partai Aceh dan organisasi Forum Anak Bangsa (Forkab). Dalam aksi balasan oleh massa gabungan PA dan Forkab yang dimulai pagi menjelang siang itu dimulai dari Kabupaten Bener Meriah dengan melakukan pengrusakan sejumlah atribut kampanye Caleg atasnama Ir. Tagore Abubakar ke DPR RI dari Dapil 6 Aceh.
Aksi itu berlanjut dengan pengrusakan dan pembakaran di Puskud Pante Raya Bener Meriah. Pusat Koperasi milik Pemerintah Aceh (Provinsi) ini sudah dikontrak oleh mantan bupati Bener Meriah, Ir.Tagore AB .
Lokasi Puskud juga dijadikan markas pemenangan tim Tagore saat mencalonkan diri sebagai bupati, namun kalah dari Ruslan. Saat pembakaran terjadi, polisi Bener Meriah juga terlihat di TKP, namun tidak mampu berbuat banyak.
[caption id="attachment_316380" align="aligncenter" width="300" caption="Aksi massa yang berjalan sekitar dua kilometer dengan menenteng parang dari Paya Tumpi ke Tengah Kota Takengon (Foto :The Globejournal.com)"]
[/caption]
Akibatnya massa membakar 3 unit Dum Truck dan 1 unit kenderaan roda 4 minibus di tempat tersebut. Dengan menenteng parang dan senjata tajam lainnya, massa bergerak kearah Takengon yang berjarak sekitar 20 kilometer lebih dari tkp.
Saat tiba di Paya Tumpi Takengen, laju kenderaan massa PA dan Forkab dihadang puluhan petugas brimob yang di BKO kan di Takengen mengamankan pemilu. Dengan senjata terkokang , puluhan brimob dibantu pasukan polisi Aceh Tengah, tak mampu membendung gerak laju PA, meski rentetan Senapan Serbu (SS) buatan Pindad sempat menyalak ke udara.
Salakan senapan mesin SS1 Brimob membuat suasana sontak panik. Warga yang mendengar suara tembakan sibuk menyelamatkan diri dan mulai kucar kacir. Informasi cepat berkembang sehingga dalam hitungan menit aktipitas warga terhenti.
Toko-toko tutup, kenderaan angkutan tak lagi jalan. Semua orang berusaha menyelamatkan diri. Sekolah ditutup dan anak-anak dipulangkan. Suasana Takengon mencekam. Akibat pasukan polisi tak mampu membendung gerak laju massa PA dan Forkab, di Kampung Paya Tumpi, suasana semakin mencekam.
Betapa tidak, massa PA kemudian berjalan kaki kearah Takengen dengan parang terhunus. Meski dikawal ketat polisi dan brimob, namun aksi ini ditonton warga yang mengelus dada dengan pemandangan mengerikan ini.
Apalagi, massa menggunakan jalan Protokol dimana semua kenderaan sudah dihentikan polisi demi keamanan. Massa terus berjalan sepanjang sekitar dua kilometer dari arah Paya Tumpi ke pusat Kota Takengon.
Saat melintas di Kampung Kemili , massa berhenti posko Sahabat Tagore di Simpang Wariji. Di lokasi ini massa melakukan pengrusakan . Poster kampanye Tagore dirusak oleh massa.
Aparat keamanan hanya mengawasi aksi pengrusakan . Massa kemudian melanjutkan perjalanan ke Belang Kolak Dua, menuju salah satu rumah Tagore yang merupakan bekas kediaman Reje Ilang.
Atribut kampanye milik Tagore dirusak . Tagore yang maju mencalonkan diri menjadi caleg DPR RI dari Partai PDIP, tidak terlihat disana.Massa kemudian melanjutkan perjalanan ke Sekretariat Forkab yang berlokasi di Simpang Lembaga Blangkolak Dua Takengon dan beristirahat hingga jelang malam.
Di tempat terpisah, massa Peta dari berbagai lokasi Aceh Tengah dikabarkan juga sudah berkumpul, namun dihadang polisi agar kedua massa berseteru ini tidak bertemu demi menghindari perang terbuka.
Di hari yang sama,dua unit Damkar milik Pemkab Aceh Tengah juga dirusak massa. Damkar ini diperintahkan membantu memadamkan Puskud di Kabupaten Bener Meriah. Namun belum sampai ke Tkp, dua unit Damkar ini dirusak. Bahkan supir salah satu mobil Damkar ini dikabarkan terkena pecahan kaca sehingga dilarikan ke rumah sakit.
Usai magrib Muspida dari dua kabupaten penghasil kopi terbesar di Asia dan berada di tengah Aceh itu melakukan rapat demi menghindari konplik susulan dan mencari solusi. Pertemuan dilakukan di DPRK Bener Meriah.
Sehari setelah aksi massa tersebut, suasana Takengen dan Bener Meriah sudah kondusif. Meski aktipitas tak selancar hari biasanya.
[caption id="attachment_316381" align="aligncenter" width="300" caption="(Foto: Acehtraffic.com)"]
[/caption]
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H