Lihat ke Halaman Asli

Honor Menulis untuk Membeli Buku dan Membangun Taman Baca

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13885002482029474274

[caption id="attachment_302680" align="alignnone" width="640" caption="Buku Setelah Bapakku Bebas"][/caption] Tahun 2013 akan segera berakhir beberapa jam lagi. Di beberapa daerah bahkan sudah merayakan pergantian tahun. Dari Kota Groningen Belanda yang masih menunggu sekitar 8,5 jam lagi sebelum masuk tahun baru 2014, saya duduk di Universiteitsbibliotheek menuliskan satu komitmen untuk dilakukan pada tahun 2014. Banyak perkara dan pengalaman suka dan duka yang sudah saya alami selama kuliah, bekerja dan bergaul di Belanda. Hingga pada setiap kesempatan, saya menuliskan pengalaman (pribadi) tersebut, hingga terkumpul menjadi sebuah buku. Melalui self-publishing -Leutikaprio- saya membukukan kumpulan tulisan tersebut . Berdasarkan isinya, saya membeli judul, Setelah Bapakku Bebas: Bermodal Iman dan Amin, Kuliah Gratis di Nederland. Satu tulisan di buku tersebut bercerita tentang diberkati untuk memberkati; diberi untuk memberi. Di tahun 2014, saya berkomitmen untuk melakukannya. Saya sudah banyak diberi dan diberkati; jadi saya pun harus lebih banyak lagi memberkati dan memberi. Salah satunya, melalui buku tersebut, saya sudah berkomitmen, didukung oleh istri tentunya, untuk memberikan hasil keuntungan penjualan buku kepada yang membutuhkan. Caranya, saya membeli buku-buku bekas, mengumpulkannya, dan menyalurkannya kepada mereka yang perlu. Sudah lama, saya mengumpulkan buku-buku bekas. Buku-buku tersebut hendak saya pakai untuk membangun taman baca masyarakat, atau disalurkan ke lembaga-lembaga yang memerlukan. Dengan menyisihkan uang pribadi atau uang dari hasil honor menulis, saya membeli buku-buku bekas di Kota Medan, di Kota Solo, di Belanda, bahkan sampai Inggris. Jika ada buku gratis di perpustakaan kampus Rijksuniversiteit Groningen, saya langsung mengambilnya. Satu hal kerinduan dan impian saya adalah bisa membantu menyediakan sumber-sumber ilmu pengetahuan berupa buku. Gayung bersambut. Ternyata, istri saya juga memiliki ide, impian dan cita-cita yang sama. Maka itu, kami berdoa berkomitmen untuk terus menulis, terutama berbagi kisah dan pengalaman mendapatkan beasiswa dan berkuliah di luar negeri. Tidak berharap banyak, dari menulis tersebut, seringkali ada honornya. Walaupun nilainya mungkin kecil, namun jika ditelateni akan bisa terkumpul banyak, dan cukup untuk membeli buku bekas. Untuk institusi, saat ini saya bersama istri memberi nama Taman Baca Schole. Kami berdua terus bergerak demi menambah koleksi buku Taman Baca Schole (www.schole.burungpipit.net), serta menambah jejaring  organisasi-organisasi yang bisa diajak bekerja sama. Jadi, jika Anda tergerak, mohon bisa membeli kumpulan tulisan yang telah saya tulis atau menyumbang buku-buku bekas yang saat ini sudah menumpuk. Buku-buku yang menumpuk tersebut, akan lebih berfaedah manakala dibaca oleh orang lain; mereka yang haus akan ilmu pengetahuan. Jika ada pertanyaan, saya bisa dikontak melalui email winarto.zip@gmail.com. Terima kasih!! Groningen, 31 Dec 2013 jam 15.30.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline