[caption id="attachment_193029" align="alignnone" width="640" caption="Ibu Retno Marsudi menyampaikan kata sambutan pada acara UID 2012"][/caption]
Satu acara bertema cinta budaya tanah air kembali digelar di Negeri Belanda, tepatnya di Kota Utrecht. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Utrecht (PPI-Utrecht) bekerjasama dengan Stichting Generasi Biru dan didukung penuh oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag menggelar acara bertajuk Utrecht Indonesian Day 2012 (UID 2012) yang bertempat di Parnasos Cultuurcentrum, Kruisstraat 201, Utrecht. Dengan mengantongi tiket masuk gratis yang ditujukan untuk perwakilan tiap-tiap PPI kota di Belanda, bertiga; saya, Kak Amir dan Kak Fridiyanto; berangkat dari Groningen Centraal Station pada pukul 07.46 dan tiba di Utrecht Centraal Station pada pukul 10.09.
Di tempat yang sama, bersamaan dengan Utrecht Indonesian Day 2012, 7 Juli 2012, pada pukul 11.00 diagendakan PhD Meeting yang diselenggarakan oleh PPI Belanda. Kegiatannya berupa diskusi yang bertema "Masa Depan Peneliti, Penelitian dan Hasil Penelitian di Indonesia" dan dihadiri oleh mahasiswa Indonesia di Belanda. Ada dua orang pembicara yang ditampilkan. Pembicara pertama adalah Prof. dr. Amin Subandrio W. Kusumo PhD., SpMK (Staf Ahli Menristek) yang menyampaikan presentasi melalui Skype. Sementara itu, Achmad Aditya, yang juga kandidat doktor di Leiden University, selaku perwakilan Ikatan Ilmuwan Indonesia International (I-4) hadir dilokasi acara sebagai pembicara kedua.
Sebagai salah satu rangkaian acara Utrecht Indonesian Day 2012, diselenggarakan juga aneka workshop. Para pengunjung yang hadir bisa mengikuti workshop membatik, membuat layang-layang dan poco-poco. Para pengunjung tampak antusias mengikuti workshop-workshop tersebut. Selain bisa menikmati pameran kerajinan, pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai hidangan makanan khas Indonesia. Selama acara Utrecht Indonesian Day, stan-stan makanan terlihat dipadati oleh pengunjung yang terdiri dari para mahasiswa, masyarakat Indonesia di Belanda termasuk masyarakat Belanda sendiri.
[caption id="attachment_193030" align="alignnone" width="640" caption="Musik gamelan di UID 2012, Utrecht"]
[/caption]
Tepat pukul 15.45, rangkaian acara kebudayaan berupa tarian, lagu, musik dan puisi digelar di ruang teater Parnasos. Setelah panitia memberikan aba-aba bahwa pengunjung boleh masuk ruang teater, tempat duduk perlahan-lahan dipenuhi, bahkan banyak penonton yang rela berdiri. Acara tersebut dibuka dengan penampilan fashion show beberapa busana tradisional Indonesia yang dilanjutkan penampilan grup band Goorja yang menyanyikan lagu pembuka Kugadaikan Cintaku yang dipopulerkan oleh Gombloh.
Berikutnya, Tari Trunajaya dari Bali juga dimainkan secara apik dengan disertai lirikan mata khas tarian Bali yang memukau para penonton. Mereka memberi tepuk tangan meriah setiap kali penampil selesai. Demikian juga ketika sebuah puisi bertema Kota Makasar dibacakan oleh salah satu mahasiswa Indonesia di Utrecht. Penonton dibuat terkesima dan dengan sukarela bertepuk tangan meriah.Penonton dihibur dengan penampilan beberapa panitia UID 2012 yang menyumbangkan lagu dengan iringan piano. Sebelum break, lagi-lagi penonton dibius dengan penampilan duet piano dan biola yang menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
[caption id="attachment_193031" align="alignnone" width="640" caption="Tari Saman PPI Utrecht di UID 2012"]
[/caption]
Sesi kedua acara UID 2012 dimulai pukul 18.00. Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Ibu Retno Marsudi tampak hadir dan duduk di barisan kursi depan penonton. Ketika menyampaikan pidato sambutan, Ibu Retno Marsudi menyatakan kegembiraannya atas penyelenggaraan UID 2012 dan berharap agar tahun-tahun mendatang bisa menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat untuk mempromosikan Indonesia, di Belanda khususnya.
Ruangan yang menjadi pusat acara UID 2012 terus dipadati penonton. Seusai pembacaan puisi berbahasa Aceh, penampilan Tari Saman PPI Utrecht turut memeriahkan acara. Empat belas penari yang terdiri dari 10 penari putri dan 4 penari putra sangat kompak memainkan gerakan-gerakan tari Saman. Riuh tepuk penonton membahana. Selesai Tari Saman, musik gamelan Jawa pun tidak ketinggalan menghibur pengunjung yang hadir di Parnasos Cultuurcentrum. Kelompok musik gamelan tersebut memainkan tembang dolanan Suwe Ora Jamu, Gugur Gunung, Menthok-menthok dan Kupu Kuwi, Gambang Suling serta Lancaran Udan Ema.
[caption id="attachment_193032" align="alignnone" width="640" caption="Musik angklung di UID 2012, Utrecht"]
[/caption]