Lihat ke Halaman Asli

Hati-Hati Adakan Kompetisi Pemberian Jempol (Like) di Facebook

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Temu Eropa 2012 adalah kegiatan kompetisi seni, olahraga dan film antar pelajar Indonesia di Eropa yang dimotori oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda (PPI Belanda). Secara resmi, kompetisi ini akan dibuka pada hari Sabtu, 5 Mei 2012 dan berlangsung selama 2 hari hingga Minggu, 6 Mei 2012. Namun, kompetisi film sudah dilaksanakan sejak bulan April 2012 dan terdapat 4 film yang masuk kategori nominasi film terfavorit.

Empat film yang dikirim oleh PPI Amsterdam, PPI Groningen, PPI Prancis dan PPI Wageningen saling beradu merebut juara sebagai film terfavorit. Metode yang dipilih oleh panitia Temu Eropa adalah melalui sistem pemberian jempol (like) di Facebook. Kompetisi pemberian jempol di Facebook tersebut dibuka oleh panitia pada hari Senin, 23 April 2012 dan ditutup pada hari Sabtu, 28 April 2012.

Sesuai jadwal yang sudah ditentukan, pada hari Senin (23/4), panitia membagikan tautan film yang diunggah di Youtube di Facebook page Temu Eropa 2012. Panitia menentukan bahwa hanya jumlah like yang terdapat di page Temu Eropa yang akan dijadikan patokan untuk menentukan pemenang. Jadi, para pemilih film harus mengunjungi page Temu Eropa dan memberikan jempol pada film-film yang mereka suka. Nominasinya adalah

Inilah menariknya pemungutan suara melalui sistem pemberian jempol di Facebook. Semua anggota PPI yang menjadi nominasi film mempromosikan link tersebut ke rekan, kolega hingga keluarga mereka. Mereka terus giat membagikan tautan itu dengan harapan bisa mendapat jempol yang terbanyak sehingga bisa merebut juara film terfavorit di ajang kompetisi Temu Eropa tahun 2012.

Semenjak keempat link tersebut dibagikan oleh panitia dan kompetisi dimulai, saya terus memantau perkembangan jumlah pemberi jempol pada masing-masing peserta. Sebagai anggota PPI Groningen yang juga menjadi pemain dan kru film, saya secara berkala mengecek perkembangan terbaru perolehan suara semua film yang menjadi nominasi. Saya melihat beberapa teman yang menjadi koneksi di Facebook membagikan dan menandai puluhan teman-teman mereka dengan maksud supaya mereka membuka tautan Temu Eropa dan memberikan jempol pada film-film yang menjadi nominasi. Pada 5 jam setelah kompetisi dimulai, film PPI Groningen dan PPI Amsterdam mendominasi perolehan suara, yang disusul dengan PPI Wageningen dan PPI Prancis.

Sekitar jam 6 malam, kondisi berbalik. Film PPI Wageningen menyalib dan meninggalkan lawan-lawan mereka. Dengan selisih sekitar 100 pemilih, PPI Wageningen menempati urutan pertama, disusul film PPI Groningen, PPI Amsterdam dan PPI Prancis. Pada mulanya saya mengira kalau teman-teman di Wageningen sedang gencar-gencarnya mempromosikan film mereka. Beberapa orang teman di Wageningen yang menjadi friend di Facebook terus menandai rekan-rekan mereka untuk memilih film berjudul Bendera Si Ucok tersebut. Tidak kalah seru, teman-teman saya di Groningen terus berpromosi karena ketertinggalan mereka dengan selisih yang semakin tajam. Semula selisihnya 100, namun kemudian pada hari Selasa, selisih tersebut meningkat menjadi 200 orang pemilih.

Karena penasaran, iseng-iseng saya membuka para pemberi jempol film PPI Wageningen. Semula tidak ada sesuatu yang aneh hingga kemudian saya menemukan banyak pemilih berwajah orang asing. Pikir saya, bagus juga metode promosi PPI Wageningen karena mengajak teman-teman mahasiswa internasional untuk memilih. Saya juga membuka satu per satu profil orang-orang asing tersebut. Kecurigaan saya muncul karena ada sebuah pola yang aneh pada pemilih film PPI Wageningen. Polanya adalah:


  • Mereka kebanyakan berasal dari Amerika Serikat
  • Kebanyakan mereka terakhir kali aktif di Facebook pada tanggal 19 Maret
  • Kebanyakan dari mereka hanya memiliki satu teman, Remon Yousry

Dengan temuan itu, saya sudah mulai curiga ada sesuatu hal yang salah. Dugaan awal saya ada orang yang sengaja/tidak sengaja menggunakan tool tertentu agar jumlah pemilih meningkat dan bertambah. Keanehan juga muncul ketika saya berulang kali mengecek pemilih satu per satu. Ada akun Facebook yang semula saya temukan di sana, namun ketika menghitung kembali, akun tersebut juga hilang. Bahkan, ada akun ganda. Akhirnya, saya juga mem-bookmark akun-akun Facebook yang mencurigakan tersebut. Hasil pencarian itu menemukan lebih dari 100 akun yang mencurigakan sebagaimana kriteria di atas.

Melihat itu, saya mengirimkan pesan ke panitia bahwa ada sesuatu hal yang tidak beres dengan sistem pemberian jempol di Facebook. Saya memberikan temuan-temuan hasil investigasi saya. Selain itu, syaa juga memberikan link dari Facebook Developers yang memberikan informasi bahwa ada ketidakberesan pada sistem pemberian jempol di Facebook. Beberapa di antaranya menyebutkan bahwa jumlah antara yang tertera tidak sama dengan jumlah list pemberi jempol. Panitia Temu Eropa pun memberi perhatian pada masalah ini dan berusaha untuk menyelesaikannya secara adil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline