Lihat ke Halaman Asli

Pasar Malam Indonesia di Den Haag, Promosikan Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13331348791418009375

[caption id="attachment_171857" align="aligncenter" width="640" caption="Para Pembicara Diskusi Interaktif di PMI 2012 Indonesia Update: Today and Beyond 2015; foto dokumentasi pribadi"][/caption]

Akhirnya, saya sudah berada di salah satu gerbong kereta yang parkir di Den Haag Centraal Station. Saya perlu menempuh perjalanan 2 jam 36 menit untuk sampai di Groningen. Pada hari ini saya sengaja meluangkan waktu pergi ke Den Haag untuk melihat keramaian Pasar Malam Indonesia yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Untuk ketiga kalinya, KBRI melaksanakan kegiatan Pasar Malam Indonesia (PMI) 2012 yang diselenggarakan pada hari Kamis hingga Minggu 29 Maret - 1 April 2012 di Malieveld, Den Haag.

Saya terburu-buru keluar dari kamar housing pagi ini karena kereta ke Den Haag berangkat jam 10.46. Saat itu, langit Groningen mendung dan dengan disertai angin. Sinar matahari yang bersinar ramah sejak seminggu terakhir, mulai malu-malu lagi bersinar di Groningen sejak hari Kamis. Saya ambil sepeda dan mengayuhnya. Meskipun cukup berat akibat angin yang bertiup, saya tiba di Groningen Centraal Station 10 menit sebelum kereta berangkat. Saya membeli roti dan kopi terlebih dahulu di Albert Heijn untuk bekal selama perjalanan.

Adapun tema yang diangkat pada Pasar Malam Indonesia kali ini adalah Budaya, Bisnis & Kuliner Festival. Secara garis besar, Pasar Malam Indonesia diselenggarakan sebagai ajang promosi akbar potensi bisnis, pariwisata, seni budaya dan kuliner dari berbagai daerah di Indonesia kepada masyarakat Belanda. PMI akan menampilkan pementasan seni budaya asli Indonesia, antara lain dari Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Maluku, dan Surabaya. PMI juga akan menampilkan berbagai artis Indonesia seperti Denada, Maria dan Naomi ex Moluccas, Ello, Edo Kondologit dan Sundari Sukoco. Selain itu, acara ini diharapkan dapat memperkuat dan mempertahankan hubungan kekerabatan terhadap masyarakat Belanda yang memiliki hubungan emosional dengan Indonesia.

[caption id="attachment_171859" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu stand di PMI 2012; foto dokumentasi pribadi"]

13331351861071611949

[/caption]

Saya sudah tidak sabar melihat bagaimana suasana Pasar Malam Indonesia. Sayangnya, dari empat hari pagelaran acara itu, saya hanya bisa berangkat pada hari Jumat ini. Saya hanya bisa menikmati acara-acara yang sudah disusun panitia pada hari Jumat saja. Tapi tidak jadi masalah. Paling tidak, saya bisa merasakan pengalaman melihat langsung acara pasar malam di Negeri Belanda. Di hari Jumat ini, kebetulan ada diskusi interaktif yang diselenggarakan oleh Kementrian Informasi bertajuk Indonesia Update: Today and Beyond 2015 dengan pembicara Firmanzah, PhD (Dekan FE UI), Malik Gizmar, PhD (Pengajar Universitas Paramadina dan Suprawoto (Staff Ahli Kementerian Komunikasi dan Informasi). Berbekal surat konfirmasi dari panitia, saya bisa masuk gratis ke Pasar Malam Indonesia. Jika tidak, maka saya dan pengunjung pasar malam harus membayar 5 euro. Apa yang bisa dilihat di Pasar Malam Indonesia pada hari Jumat ini? Ikuti beberapa hal yang saya temui di sana.

Menurut informasi yang tertulis di situs resmi Pasar Malam Indonesia (www.pasarmalam.indonesia.nl), pada hari Jumat akan tampil beberapa pertunjukan yang cukup menarik yaitu:

  • Workshop ISI Padang Panjang
  • Tarian Sarita Art Group
  • Band Kota Ambon
  • Tarian Prov Gorontalo
  • Kontes Miss Indonesisch
  • Vokal Group Trio Batak
  • Tarian Univ Diponegoro
  • Diskusi Interaktif Kominfo
  • Angklung Kab. Kerawang
  • Semarak Seni Persada Solo
  • Happy
  • G-Plug
  • Ello
  • Naomi dan Maria
  • Denada

Memasuki tenda besar Pasar Malam Indonesia, saya segera menyerahkan tiket gratis yang saya peroleh ke panitia. Segera setelah itu, saya pun berjalan masuk. Secara garis besar, tenda Pasar Malam Indonesia ini terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu tenda yang berisi stan-stan dari beberapa pemerintah daerah dan lembaga di Indonesia dan lembaga di Belanda yang terkait dengan Indonesia, stan khusus makanan serta bagian panggung atau teater. Di teater tersebut tempat diselenggarakannya pagelaran seni dan pertunjukan khas Indonesia.

Sambil berjalan, saya sudah melihat stan-stan peserta yang ramai dikunjungi tidak saya masyarakat Indonesia, tetapi juga masyarakat Belanda. Para peserta yang membuka stan kebanyakan dari pemerintah daerah dan beberapa lembaga pemerintah seperti Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah provinsi Jambi, Pemerintah Provinsi Gorontalo, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Medan, Garuda Indonesia, KBRI, PPI Belanda, BKPM dan lain-lainnya. Selain mempromosikan daerah-daerah di Indonesia, di stan-stan tersebut juga membawa souvernir, pernak-pernik dan makanan yang menjadi ciri khas suatu daerah.

[caption id="attachment_171858" align="aligncenter" width="640" caption="Tenda khusus makanan dipenuhi pengunjung PMI 2012; foto dokumentasi pribadi"]

1333135057350625262

[/caption]

Di stan makanan, para masyarakat Indonesia dimanjakan dengan berbagai makanan, minuman dan panganan Indonesia. Berbagai macam makanan yang jarang ditemui dan dinikmati di Belanda, di Pasar Malam Indonesia, masyarakat Indonesia bisa sangat dipuaskan dengan berbagai macam makanan khas Indonesia, semisal soto, sate ayam, sate padang, pempek, gado-gado, tahu isi, lemper, bakwan jagung, es kelapa muda dan berbagai makanan Indonesia lainnya. Para pengunjung tampak selalu memenuhi meja dan kursi yang sudah disediakan oleh panitia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline