Lihat ke Halaman Asli

Hati-Hati Kawan, Makanan Itu Mengandung Daging Babi

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi Makanan; sumber: http://ksupointer.com/wp-content/uploads/2009/10/kemasan.jpg

[caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="Gambar Ilustrasi Makanan; sumber: http://ksupointer.com/wp-content/uploads/2009/10/kemasan.jpg"][/caption]

Saat menulis ini, saya baru pulang dari Lidl, salah satu supermarket langganan saya untuk membeli makanan selain Aldy and Toko Oriental. Saya memilih pergi ke Lidl karena jaraknya yang dekat dengan housing. Dengan berbekal satu tas ransel dan satu tas plastik besar, saya menggenjot sepeda di tengah suhu udara 11 derajat Celcius. Beuntung sekali saya mengenakan jaket tebal dan sepatu sehingga udara dingin tidak terlalu menusuk kulit anak tropis ini.

Sesampai di Lidl, saya segera mengunci sepeda supaya tidak diambil maling. Saya lantas masuk. Agar efisien, saya terbiasa untuk mencatat barang-barang yang saya beli sehingga tidak menghabiskan waktu berpikir barang-barang yang akan dibeli selain untuk mengurangi kesempatan berpikir membeli barang-barang yang belum tentu dibutuhkan.

Karena cuaca yang tidak menentu, saya memutuskan untuk membeli bahan makanan yang banyak sekaligus agar meminimalkan tubuh tropis ini berada di luar ruangan. Bayangkan jika hanya ingin membeli roti saja, harus bersepeda menembus suhu udara yang cenderung dingin, apalagi hujan. Maka itu, saya mencatat bahan-bahan makanan yang akan dibeli dan kemudian menimbunnya di kulkas dan di kamar.

Namun, saya harus memerhatikan tanggal kadaluarsa. Mungkin aman jika tanggal kadaluarsa masih jauh, tapi untuk tanggal kadaluarsa yang kurang dari dua minggu lagi, maka saya harus menimbang-menimbang berapa banyak yang harus saya beli. Jangan sampai saya sudah membeli banyak, namun nanti ketika sudah sampai tanggal kadaluarsa, makanan tersebut masih tersisa, belum lagi kalau ada faktor lupa.

Ketika mengecek tanggal kadaluarsa, saya teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Ketika itu saya membeli frikandellen di Aldy. Kalau mengecek tanggal kadaluarsa sering saya lakukan, namun untuk mengecek kandungan makanan saya jarang melakukannya. Tetapi sore itu, saya mengecek ingredients. Saya sedikit terkejut. Makanan tersebut ternyata mengandung daging babi. Bagi saya pribadi tidak masalah mengkonsumsi makanan tersebut, tetapi ada beberapa teman saya yang selama ini sangat senang mengkonsumsi makanan tersebut, padahal seharusnya tidak boleh menurut ajaran agama yang mereka anut.

Terus terang saya juga baru mengetahuinya. Maka itu, saya lantas berinisitif memberitahukan temuan saya sore itu ke teman-teman. Saya pernah ingat bahwa mereka mengira makanan tersebut dibuat dari daging ayam sehingga tidak masalah mengkonsumsinya. Mungkin mereka kurang teliti sehingga tidak sadar bahwa frikandellen tersebut mengandung varken atau daging babi. Salah satu kendala barangkali persoalan bahasa. Jadi karena bahasa yang dipakai dalam bungkus makanan tersebut menggunakan Bahasa Belanda, sehingga seringkali membuat bingung.

Sesampai di rumah, saya segera memotret bungkus frikandellen tersebut dan mengirimkannya. Sontak, teman saya terkaget. Mereka sudah terlanjur mengkonsumsi makanan tersebut selama beberapa bulan karena merasa makanan tersebut enak. Kalau tidak enak, pasti mereka tidak akan memakannya lagi. Karena saya kirim via Facebook, saya tidak bisa melihat ekspresi wajah teman-teman saya itu. Cuma saya membaca balasan (yang mungkin hanya sebagai bahan candaan) mengapa saya memberitahu bahwa frikandellen tersebut mengandung daging babi. Kalau tidak tahu bahwa makanan tersebut tidak mengandung daging babi, tidak apa-apa memakannya. Loh!!! Saya jadi serba salah. Saya hanya ingin berbuat baik. Lain kali hati-hati kawan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline