Lihat ke Halaman Asli

Puisi Pagi: Telanjang Kaki

Diperbarui: 11 Juli 2024   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalana X Pins

Telanjang Kaki 


Pohon-pohon tua bergoyang disapu anila
Meluruhkan si kecil yang menyebar di sekeliling
Diantar atau tidak tanah akan tetap melahapnya
Rinai tangis nabastala mengubur tangisnya

Ini seperti sepatu sesak salah ukuran
Kian dipaksa kaki merasakan pegal
Kian diajak berjalan kaki merasakan sakit
Kian hari kian lecet dan berdarah

Hanya bisa derana di atas kesalah orang
Mereka mungkin tidak cukup buku untuk dibacakan
Namun, apakah harus di sini hati kecil itu menjadi besar dan lembut
Saat yang ada hanya rotan dan teriakan yang tak pernah didengar sebelumnya

Apa yang akan mereka rasakan jika melihatku begini
Akankah membawaku pulang atau hanya terdiam untuk tidak lebih menderita
Jika pintar dan bodoh adalah sebuah pilihan
Maka akan kupilih jenggala untuk hidup

Bertelanjang kaki menyusuri sungai dan memahat gunung untuk dijadikan kasur
Hirap dari hiruk piku klakson keong yang tuli
Melihat ke dalam mengikuti intuisi
Orang bilang jalang, orang bilang bedebah dan kejam

Setidaknya ada Tuhan di sini, ada Dia yang menuntunku
Meski liar yang teramat berduri ini hanya mengalir darah di dalam diri
Tetap ditunaikan apa yang diperintahkan.

Cihaurbeuti, 19 September 2022

Dalana WK

"Hirap dari hiruk piku klakson keong yang tuli
Meski liar yang teramat berduri ini hanya mengalir darah di dalam diri
Biarlah orang bilang jalang, bedebah dan kejam
Setidaknya ada Tuhan di sini...."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline