Lihat ke Halaman Asli

Orang Yapen Papua Ingin Bertemu Pak SBY

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Perjalanan di Kepulauan Yapen)

Gempa bumi yang melanda biak dan Yapen, Papua pada akhir Juni 2010 lalu mengingatkan perjalanan saya di Kepulauan Yapen pada akhir 2009. Terutama keramahan orang-orangnya dan masih minimnya infrastruktur untuk mendukung kemajuan warganya. Sebagai orang yang tinggal di Jawa saya merasa lebih beruntung, tetapi sebagai orang Indonesia saya merasa ada "hutang" yang harus kita bayar pada orang-orang Yapen....

Saya bersama tiga teman meninggalkan Yogyakarta Rabu 25 November 2009 pukul 16.45 dengan rute Jakarta-Makasar-Biak dan baru ke Pulau Yapen, tepatnya ke Kota Serui. Dari Jakarta kami baru terbang pukul 21.10 dan sampai di Bandara Frans Kaisebo Biak keesokan harinya, pukul 05.18 WIT (03.18 WIB). Kami segera membeli tiket pesawat yang akan membawa ke Serui, ibu kota Kabupaten Kepulauan Yapen. Kepulauan Yapen letaknya di sebelah selatan Biak atau di bawah Biak. Pulau paling besarnya adalah Yapen yang dikelilingi pulau-pulau kecil. Pesawat dan kapal laut menjadi moda transportasi yang penting untuk memperlancar mobilitas warga.

Pesawat yang akan membawa kami ke Yapen adalah pesawat kecil berpenumpang sekitar 12 orang. Pesawat ini dioperasikan oleh maskapai Susi Air. Harga tiket per orang sebesar Rp 800.000. Ditambah biaya bagasi Rp 350.000 karena bawaan kami memang cukup banyak. Teman saya bercerita, Susi adalah nama pemilik maskapai tersebut dan berasal dari Pangandaran, Jawa Barat. Orangnya punya kepedulian sosial yang tinggi. Misalnya, pernah menggunakan pesawatnya untuk membantu penanganan Gempa Aceh 2004.

Dengan menggunakan pesawat kecil, kami hanya menghabiskan waktu sekitar 25 menit. Kalau mau naik kapal, bisa menghabiskan waktu beberapa jam. Pukul 10.00 WIT pesawat Susi Air sudah siap berangkat.. Saya duduk di tepat belakang copilot. Tepat pukul 10.15 WIT, pesawat take off dengan baik. Pilot/copilot pesawat kecil ini ternyata orang asing. Pemandangan biak dan kepulauan Yapen dari atas sangat indah. Saya sampai termangu dan membebaskan mata saya untuk menikmatinya. Laut yang biru, pulau yang eksotis. Saya sempat berpikir, enaknya jadi pilot pesawat. Sepertinya tidak sulit amat mengendalikan pesawat kecil. Bahkan pilot mengemudikan pesawat sambil makan buah apel. Ingin rasanya lebih lama berada di atas pulau-pulau kecil ini. Pukul 10. 40 pesawat mendarat di bandara Sujarwo Condronegoro. Ini adalah bandara kecil karena hanya untuk pesawat kecil. Kami sempat merasa aneh dengan nama orang Jawa ini. Bandara ini sangat terbuka, tidak ada pagar ketat. Sehingga orang dengan mudah keluar masuk bandara untuk sekedar menonton pesawat yang take of dan landing.

Akhirnya kami tiba juga di Pulau Yapen. Kami langsung menuju penginapan, Hotel Kelapa Dua yang terletak di Jalan Frans Kaisepo. Naik mobil hanya butuh sekitar 15 menit. Kota Serui nampak lengang. Saya merasa seperti di sebuah kota kecamatan di Jawa Tengah. Dulunya nama Kabupaten Kepulauan Yapen adalah Kabupaten Yapen Waropen, setelah terjadi pemekaran dengan berdirinya Kabupaten Waropen dalam perkembangannya kabupaten induknya berubah nama menjadi Kabupaten Kepulauan Yapen. Meskipun telah terjadi perubahan nama banyak papan nama usaha atau instansi pemerintah yng masih menggunakan nama kabupaten Yapen Waropen.

Pada awalnya Kabupaten Kepulauan Yapen terdiri dari 5 distrik (kecamatan) dan 111 kampung (desa). Sekarang ini sudah berkembang menjadi 12 distrik dengan jumlah kampung tetap. Beberapa distrik dimekarkan. Konon masih akan ada 3 distrik baru hasil pemekaran.

Distrik dan kampung di Kabupaten Kepulauan Yapen sekarang ini

No.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline