Lihat ke Halaman Asli

Winarno Abdullah

Guru MTsN 1 Bandar Lampung gemar menulis

Kopi Pagi

Diperbarui: 4 Maret 2024   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Di sebuah kota kecil yang dikenal dengan sebutan Metro, terdapat sebuah kedai kopi kecil yang menjadi tempat berkumpulnya para remaja setelah jam sekolah. Kedai kopi itu dikelola oleh seorang tua yang ramah bernama Pak Slamet.

Hari itu, Raflesia dan beberapa temannya, Biolis dan Some, berkumpul di kedai kopi tersebut setelah pulang sekolah. Mereka memesan segelas kopi untuk menghilangkan kantuk setelah seharian belajar di sekolah.

"Baru bangun ngopi, buat melek," tulis Raflesia di grup chatting mereka.

"Hmm..mau tidur kok malah minum kopi..mau begadang tah?" balas Biolis dengan candaan.

"Buat raup biar melek," tambah Some.

Raflesia hanya tersenyum, "Hehe iya buat jaga malem di pos. Jadi ireng dong kalo buat raup."

Namun, Some menyela, "Kok buat jaga, buat saya mana..."

"Sesok pagi lah," kata Raflesia mencoba menenangkan Some.

"Besok pagi sudah dingin kopinya," balas Some dengan canda.

Pak Slamet yang mendengar percakapan mereka ikut tersenyum sambil mempersiapkan kopi pesanan mereka. "Di angetin dulu," ujarnya sambil menuangkan kopi ke dalam gelas.

"Jemur matahari," balas Some dengan candaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline