Lihat ke Halaman Asli

Resahku Membawa Diriku Pulang Bersamamu

Diperbarui: 15 November 2021   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Payung Teduh, tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita, band indie  yang  terbentuk pada akhir 2007 dan masih aktif sampai sekarang. Payung Teduh merupakan band yang sering  sekali membawakan lagu-lagu romantis nan teduh di telinga, salah satu lagu yang populer yakni resah, lagu yang rilis pada penghujung 2010 ini dibawakan dengan instrumen dan lirik yang sendu tetapi juga romantis.

Namun siapa sangka dibalik liriknya yang romantis, lagu dari Payung Teduh ini menyimpan makna yang mungkin akan membuat siapa saja yang membacanya dibuat merinding. Konon katanya lagu ini tercipta dari pengalaman Comi, salah satu personil Payung Teduh yang pada waktu itu sedang melakukan hiking  bersama teman-temannya, ketika dalam perjalanan salah satu teman Comi bercerita tentang hubungan asmaranya dengan sang kekasih yang sedang dirundung masalah, dimana teman Comi ditinggal mati oleh sang kekasih. Singkat cerita tiba-tiba teman Comi tadi menghilang ketika dalam perjalanan dan nahas ketika ditemukan teman Comi sudah mati dalam keadaan gantung diri.

"Aku ingin berjalan bersamamu, dalam hujan dan malam gelap."

Sepenggal lirik lagu di atas mungkin terdengar biasa saja atau bahkan merupakan hal yang romantis bagi muda-mudi yang ingin selalu bersama karna sedang dimabuk asmara, namun apakah tidak aneh jika seorang pasangan berjalan dalam keadaan hujan dan kondisi yang gelap. Berdasarkan rumor yang beredar, sesungguhnya penggalan lirik itu merupakan representasi dari dunia lain. Dunia bagi orang-orang yang telah meninggal.

"Tapi aku tak bisa, melihat matamu."

Saling menatap antar pasangan merupakan hal yang sangat wajar dilakukan, namun jika hal tersebut sudah tidak bisa lagi dilakukan penjelasan yang paling masuk akal adalah keduanya sudah berbeda dunia.

"Aku ingin berdua denganmu di antara daun gugur."

Sekilas lirik di atas mengungkapkan perasaan penulis yang ingin bisa bersama dengan kekasihnya berdua di bawah pohon diantara daun yang berguguran, namun kata "daun gugur" mengandung makna seperti "gugur bunga" yang diciptakan untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang sudah tiada atau meninggal. Hal tersebut memperjelas lirik sebelumnya yang menceritakan akan kematian seseorang.

"Aku ingin berdua denganmu, tapi aku hanya melihat keresahanmu."

Lirik ini merepresentasikan keresahan si penulis yang sudah tidak lagi bisa bersama dan bertemu dengan sang kekasih karna dibatasi oleh perbedaan dunia hingga pada akhirnya hanya ada perasaan resah karna keinginan untuk bertemu namun kenyataan berkata lain.

"Aku menunggu dengan sabar, di atas sini melayang-layang, tergoyang angin, menantikan tubuh itu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline