Untuk mendapatkan yang terbaik kita harus mempersiapkan diri, sebaik mungkin, sematang mungkin. Karena yang terbaik tidak sembarangan orang dapat meraihnya, hanya orang terbaik dan terpilih yang kemudian berhak untuk mendapatkan yang terbaik.
Agar dapat berkuliah di PTN terbaik seperti ITB, UI, dan UGM tentu saja calon mahasiswanya melakukan persiapan yang sangat matang, jauuuuh sebelum itu dia akan berusaha untuk dapat bersekolah di SMA terbaik di kotanya, dia belajar dengan sungguh-sungguh untuk dapat diterima ke SMA terbaik itu, dan untuk masuk SMA terbaik dia akan berusaha untuk sebelumnya masuk ke SMP terbaik.
Hal tersebut tentu membutuhkan usaha yang tidak main-main, dia harus belajar kembali di bimbel sepulang sekolah hingga larut malam, dan harus mengulangnya kembali setiba dirumah, lalu keesokan paginya belajar untuk mata pelajaran hari itu. Bahkan ada pula yang mewakili sekolahnya dalam ajang olimpiade, tidak bisa lagi dibayangkan bagaimana cara siswa tersebut membagi waktu agar dapat mempelajari materi sekolah dan materi olimpiade dalam waktu bersamaan dan seiringan.
Perihal jodoh pun demikian, hanya yang terbaik yang pantas bersanding dengan yang terbaik. Kita perlu persiapan super matang untuk dapat meraihnya. Belajar ini dan belajar itu, segalanya dilakukan untuk menjadi versi terbaik diri. Bahkan belajar ilmu parenting itu penting dilakukan sedini mungkin, agar ketika pada akhirnya mendapatkan jodoh dan memiliki anak setelahnya, sudah well prepared dan siap menghadapinya, tidak SKS (sistem kebut semalam), seperti ketika sekolah dulu tentu berbeda hasil nilai ujian yang didapat dengan persiapan matang dan yang diraih dengan SKS kan? Mana yang lebih baik?
Hasil itu equal dengan perjuangan. Kalaupun ada yang mendapatkan segala yang terbaik dengan privilege tanpa usaha yang begitu besar, sayangnya bukan kita orangnya, jadi kita harus tetep punya usaha besar. Begitupun dalam hal jodoh kita harus berusaha bersungguh-sungguh agar jodohnya juga datang yang terbaik, kalau usahanya pake SKS kaya waktu sekolah, jangan marah sama Allah kalau jodoh yang kemudian datang juga seadanya. The best person deserves better in life.
Persiapan harus dilakukan sebelumnya, mulai dari sekolah pranikah, premarital conseling, dan lain sebagainya yang banyak sekali macamnya, agar ketika sudah betul-betul mengalaminya tidak hilang arah dan tahu harus berbuat apa atas apapun yang terjadi dalam pernikahan, sudah tahu bagaimana harus bersikap, sudah paham hak dan kewajiban sebagai suami atau istri sehingga segalanya dapat seiring sejalan tanpa harus ada yang menuntut dan tanpa harus ada yang merasa dituntut ini dan itu. Karena menikah merupakan perjalanan belajar seumur hidup, sematang apapun kita mempersiapkan tetap harus terus belajar setelahnya. Bagaimana yang dari awal belum belajar sama sekali, pasti akan terseok-seok sekali menjalaninya.
Segala yang terbaik berhak untuk didapatkan oleh yang terbaik, yang berusaha menggapainya, yang selalu memantaskan diri. Seperti halnya surga yang hanya pantas didapat oleh yang pantas mendapatkannya, yang hanya tuhan yang berhak untuk menilai apakah seseorang pantas atau tidak, tugas manusia hanya berusaha melakukan yang terbaik agar kemudian terpilih mendapatkan ganjaran yang terbaik, yakni surgaNya.
Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H